Contoh Penutup Makalah beserta latar belakang dan Saran

Contoh Penutup Makalah
5/5 - (1 vote)

Balaibahasajateng, Contoh Penutup Makalah – Makalah yang baik adalah makalah yang memiliki susunan dan format cetak yang sesuai dengan kaidah kepenulisan yang baik dan benar, serta jelas kata-kata di dalamnya untuk menyampaikan maksud dari makalah yang dibuat tersebut.

Baik makalah mahasiswa, pelajar, kerja, maupun organisasi memerlukan hal-hal tersebut.

Untuk dapat membuat makalah yang baik dan benar, Anda bisa melihat contoh-contoh makalah, mulai dari susunan, format, hingga mempelajari tahapan-tahapan kepenulisannya.

Berikut ini adalah beberapa contoh penutup, pendahuluan, latar belakang, dan saran dalam makalah yang bisa menjadi acuan Anda agar dapat membuat makalah yang baik, benar, serta dapat diterima oleh pembaca:

Table of Contents

Contoh Pendahuluan Makalah

Contoh Pendahuluan Makalah Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

     Pemuda merupakan generasi masa depan yang masih muda, penuh semangat heroik yang tinggi serta mempunyai ideologi yang kuat. Mahasiswa merupakan kumpulan dari para pemuda yang mempunyai ideologi yang tinggi dan setiap orang menganggap “elit” terhadap kalangan mahasiswa ini. Masyarakat umumnya beranggapan bahwa para mahasiswa sebagai agen perubahan yang mempunyai kelas yang tinggi di kalangan masyarakat.

         Pemuda adalah segolongan kaum yang tidak terpisahkan dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Mereka memiliki andil yang sangat besar dalam upaya mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang merupakan sebuah mimpi anak bangsa yang belum terealisasikan sepenuhnya.Tindak tanduk pemuda kontemporer tidak terlepas dari aspek historisnya. Peran kesejarahan dan keterlibatan yang panjang telah menempatkan pemuda sebagai kelompok strategis yang kaya akan daya dorong transformasi sosial yang signifikan. Hal ini tampak pada andil pemuda yang begitu banyak dalam perjalanan bangsa, diantaranya mulai perlawanan atas imperialisme, penggulingan rezim kekuasaan despotis, upaya dekonstruksi formasi sosial masyarakat, fungsi sebagai motor penggerak, pengorganisasian, dan sekaligus sebagai kekuatan yang berfungsi melawan kekejian dari luar (neoliberalisme) serta sebagai pengawal kebijakan pemerintah dan mengaktualisasikan ide-ide cemerlang demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

       Mahasiswa sebagai salah satu pemuda sebagai agen perubahan banyak mewariskan perjuangan di belahan bumi. Hampir di setiap penjuru, tidak lepas dari peran pemuda termasuk kebangkitan suatu bangsa. Akan tetapi, para pemuda tersebut memerlukan wadah yang mampu menampung perubahan ke arah yang lebih baik. Demi mewujudkan perubahan yang lebih baik maka perlu diadakan sebuah training atau pelatihan nasional untuk berkumpulnya para pemuda, dalam hal ini adalah para mahasiswa yang kental akan idealismenya, untuk dapat menyerap ilmu dari pakar, berbagi ilmu dalam diskusi hangat, dan melatih fisik, rohani, dan pemikiran agar semakin kokoh dalam mewujudkan perubahan yang baik dimulai dari kampus masing-masing.

     Tujuan itulah yang kemudian diadopsi oleh Eksekutif Mahasiswa Brawijaya bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Fakultas di Universitas Brawijaya untuk mengadakan Training Kepemimpinan Nasional : Pemuda dan Idealismenya untuk Kejayaan Indonesia Masa Depan. Harapannya kegiatan ini dapat menjadi sebuah sarana pelatihan yang massive dan memiliki keluaran yang benar-benar mampu menjadi tonggak perubahan di masa depan.

Baca juga: Contoh Metode Penulisan Makalah

Contoh Pendahuluan Makalah Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

         Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki nilai tingkat kejahatan atau kriminalitas yang cukup tinggi. Menurut data Statistik Kriminal tahun 2014 dari Bappenas, angka kriminalitas di Indonesia dari semua kategori kejahatan dan yang dilaporkan pada tahun 2013 adalah sejumlah 342.084 kasus. Jumlah tersebut tentunya bukan jumlah yang sedikit, mengingat itu adalah jumlah kasus kriminal yang bisa dideteksi atau telah dilaporkan. Di luar sana masih banyak kasus kriminal yang disembunyikan atau tidak dilaporkan kepada pihak berwajib. Dengan tingginya angka kriminalitas yang dilaporkan tersebut di Indonesia ini, maka tidak heran jika jumlah penghuni Lapas atau Lembaga Pemasyarakatan bagi narapidana kasus kejahatan pun juga bisa dipastikan cukup tinggi. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana itu sendiri adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Para narapidana tersebut memiliki rekaman kasus kejahatan masing-masing, dan dengan jumlah masa tahanan yang berbeda-beda pula. Di Rutan Klas I Surakarta sendiri pada bulan Oktober tahun 2016, tercatat ada sekitar 283 narapidana dengan jumlah 17 untuk narapidana perempuan dan 266 untuk narapidana laki-laki. Mereka berada di sana dengan masa masuk tahanan dan keluar dari tahanan yang berbeda, tergantung putusan hukuman sesuai tindak kejahatan masing-masing. Namun para narapidana tersebut juga mendapatkan hak mereka sebagai narapida, sesuai dengan yang tertera pada pasal 14 ayat (1) UU 12/1995. Dua di antaranya adalah hak mendapatkan makanan yang layak dan mendapatkan kunjungan keluarga (Ditjenpas, 2016).

       Dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. 02 LM 01 06 1995, telah diatur pelaksanaan penyediaan makanan untuk warga binaan di Rutan dan Lapas adalah 2.250 energi dan 60 gram protein. Namun walaupun begitu, hak narapida menyangkut makanan yang layak seharusnya juga dipengaruhi oleh pola makan dari narapidana tersebut. Karena kesehatan dari narapida tak hanya dipengaruhi oleh kelayakan makanan yang mereka dapatkan, namun juga bagaimana pola makan mereka. Walaupun dalam Lapas atau Rutan telah diatur jadwal makan bagi semua narapidana, namun tidak semua narapidana patuh dengan jadwal makan tersebut, atau bahkan tak semua memakan habis makanan yang telah diberikan.

       Untuk asupan energi, hasil recall 24 jam yang dilakukan selama tiga hari pada warga binaan wanita di Rumah Tahanan Negara Klas I Makassar diperoleh hasil bahwa sekitar 55 orang (76,4%) warga binaan dengan asupan energi kurang, ini menunjukkan kebutuhan zat gizi belum terpenuhi sebagaimana mestinya, dimana selisih antara asupan dengan kebutuhan adalah sekitar 524,3 kkal. Kurangnya asupan energi warga binaan dapat disebabkan oleh faktor lingkungan atau psiklogis. Terutama bagi warga binaan yang baru saja menjalani hukuman, sebagian dari mereka kurang nafsu makan sehingga menyebabkan rendahnya asupan energi yang dikonsumsi (Juratmy, 2011).

        Salah satu faktor psikologis yang dimaksud tentunya adalah stress dalam menjalani masa tahanan di dalam Rutan. Ada beberapa faktor yang juga turut menjadi penunjang tingkat stress narapidana dalam Lapas atau Rutan, dan faktor stress tersebut tentu akan berpengaruh pada pola makannya. Salah satunya adalah kerinduan pada keluarga, seperti yang disebutkan dalam penelitian Sholichatun (2011) yaitu: kerinduan pada keluarga, kejenuhan di LP baik karena bosan dengan makanannya, adanya masalah dengan teman serta rasa bingung ketika memikirkan masa depannya nanti setelah keluar dari LP adalah penyebab utama stress pada narapidana. Sehingga dengan adanya kunjungan keluarga bagi narapidana tujuannya adalah untuk meminimalisir tingkat stress narapidana karena rasa kerinduan pada keluarga tersebut.

      Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasrani dkk pada tahun 2015, perempuan cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu 50,3% berbanding 4,9%. Hal ini juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Mayor (2015), bahwa tingkat depresi orang dengan jenis kelamin perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Sehingga dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat stress psikologis pada perempuan memang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

          Dengan adanya beberapa hal tersebut, penelitian ini akan mencoba membuktikan adanya hubungan frekuensi kunjungan keluarga dan pola makan terhadap status gizi narapidana perempuan yang ada di Rutan Klas I Surakarta. Hubungan tersebut nantinya akan memperlihatkan bagaimana status gizi yang dipengaruhi oleh pola makan dari narapidana perempuan yang sering dikunjungi oleh keluarganya dan yang jarang atau sama sekali tidak pernah dikunjungi oleh keluarganya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan frekuensi kunjungan keluarga dengan status gizi narapidana perempuan di Rutan Klas I Surakarta?

2. Apakah ada hubungan pola makan dan status gizi narapidana perempuan di Rutan Klas I Surakarta.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

            Menganalisis hubungan frekuensi kunjungan keluarga dan pola makan terhadap status gizi narapidana perempuan di Rutan Klas I Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan frekuensi kunjungan keluarga dengan status gizi narapidana perempuan di Rutan Klas I Surakarta.

b. Menganalisis hubungan pola makan dengan status gizi dari narapidana perempuan di Rutan Klas I Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Teoritis

       Penelitian ini diharapkan mampu menyumbangkan keilmuan tentang hubungan frekuensi kunjungan keluarga dan pola makan dengan status gizi narapidana perempuan.

2. Praktis

Bagi Peneliti

      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti untuk ikut memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat mengenai hubungan frekuensi kunjungan keluarga dan pola makan agar nantinya dapat memperbaiki atau tidak memberikan efek buruk pada status gizi narapidana perempuan.

Bagi Masyarakat

     Menambah pengetahuan tentang hubungan frekuensi kunjungan keluarga dan pola makan dengan status gizi narapidana perempuan.

Baca juga: Judul Skripsi Pemasaran yang Bisa Dijadikan Referensi

Cara Membuat Pendahuluan Makalah yang Baik

1. Kemukakan Latar Belakang yang Tepat

Untuk membuat latar belakang yang baik, Anda bisa mengambil bahan-bahan dari penelitian orang lain yang berkaitan dengan calon penelitian Anda.

Jika makalah merupakan makalah kerja, Anda bisa mengemukakan latar belakang dari masalah atau kejadian yang hampir sama sebelumnya dengan topik makalah yang Anda angkat.

Misalkan Anda hendak mengajukan proposal kerjasama dengan sebuah LSM terkait acara kemahasiswaan, maka Anda bisa mengemukakan latar belakang pentingnya ada acara kemahasiswaan tersebut dan apa urgensinya harus menggandeng LSM demi kelancaran acara.

Jika Anda mengutip pernyataan atau penelitian seseorang, sertakan nama dan tahun pernyataan atau penelitian itu dipublikasikan.

2. Tujuan dan Rumusan Masalah Harus berkesinambungan

Setelah latar belakang mampu ditarik suatu benang merah menjadi alasan mengapa makalah Anda dibuat, maka Anda perlu membuat rumusan masalah yang tepat, untuk makalah penelitian.

Rumusan masalah merupakan pertanyaan, sedangkan tujuan adalah yang akan menjawab rumusan masalah tersebut.

Begitupun untuk makalah kerja, meskipun tak perlu ada rumusan masalah, namn tujuan harus berkesinambungan dengan latar belakang.

Berikut ini adalah contoh latar belakang dalam pendahuluan makalah yang baik dan benar:

Contoh Latar Belakang Makalah

Latar Belakang

     Makanan merupakan kebutuhan utama manusia untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Tanpa makanan tubuh manusia akan menjadi lemas dan kurang bergairah dalam menjalankan aktivitasnya. Pemberian makanan yang bergizi utamanya dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada anak sebaiknya frekuensi makan lebih sering dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan ukuran lambung anak relatif kecil, padahal mereka membutuhkan lebih banyak energi per-kg berat badannya untuk pertumbuhan. Salah satu cara adalah memberikan makan siang. Pada siang hari waktunya makan siang anak – anak masih berada di sekolah jadi diselenggarakan makan siang di sekolah (Utami, 2013).

  Penyelenggaraan makanan merupakan rangkaian kegiatan yang diawali dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat serta juga termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Depkes, 2003).

    Oktrizanita (2005) yang mengutip pendapat Moehji (1990) bahwa dalam penyelenggaraan makanan baik di institusi ataupun jasa boga, untuk kelancaran terselenggaranya kegiatan penyelenggaraan makanan tersebut secara baik dan cepat didukung serta oleh kecukupan dan kelengkapan peralatan yang tersedia. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan dapur harus disesuaikan dengan arus dan unit kerja, menu, serta jumlah konsumen yang dilayani, serta macam pelayanan. Menurut Spears dan Gregoire (2012), penyelenggaraan makanan terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non komersial atau institusi dengan orientasi pelayanan. Salah satu contoh penyelenggaraan makanan non komersial atau institusi adalah kantin sekolah.

            Kantin sekolah merupakan sebuah ruangan dalam sekolah yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal. Kebersihan makanan dan sanitasi penting untuk diingat bahwa makanan disajikan kepada konsumen harus dijaga dan dijamin kualitas demi keamanan pangan (Hutagalung, 2013). Tujuan kepenulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran dan evaluasi tentang penyelenggaraan makanan di kantin sekolah (lewat beberapa contoh), sekaligus memberikan saran ke depan dalam penyelenggaraan makanan di kantin institusi sekolah.

Baca juga: Cara Menulis Cepat dan Efektif

Contoh Penutup Makalah

Berikut ini adalah contoh kata penutup makalah yang baik dan benar:

Kesimpulan

1. Penyelenggaraan Makanan di Kantin Sekolah merupakan salah satu program yang diterapkan oleh sekolah dalam rangka menjalankan program penyelenggaraan makanan bagi siswa-siswinya, terutama saat mereka berada di sekolah.

2. Tujuan penyelenggaraan makanan di sekolah tentunya untuk menyediakan asupan gizi bagi siswa-siswi agar mampu mengikuti program pembelajaran di sekolah dengan tubuh yang sehat dan bugar.

3. Urutan penyelenggaraan makanan dimulai dari pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, hingga setelah jadi dalam bentuk makanan kemudian didistribusikan ke konsumen dalam bentuk penyajian makanan.

4. Evaluasi program penyelenggaraan makanan diperlukan agar dapat melihat bagaimanan sistem penyelenggaaraan makanan di sekolah, terutama di kantinnya, dapat berjalan dengan baik dan sesuai prosedur kelayakan, agar bisa menyajikan makanan yang sehat dan bergizi bagi siswa-siswi.

5. Hasil evaluasi penyelenggaraan makanan di kantin dari beberapa sekolah (dari hasil studi literatur) menunjukkan bahwa setiap sekolah memiliki masalah masing-masing dalam program penyelenggaraan makanan di kantinnya, ada yang bermasalah dalam sanitasi dan higienitas, ada yang masih kurang dalam sumber daya manusia penyelenggara, masalah pada tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga penyelenggara, dan juga pada anggaran dananya.

Saran

         Setiap sekolah diharapkan dapat merencanakan dengan baik tata kelola serta program penyelenggaraan makanan di kantinnya masing-masing, mulai dari anggaran dana, penyediaan sampai pengolahan bahan makanan, masalah sanitasi dan higienitas, tenaga penyaji atau pengelola, penyajian makanan, serta kenyamanan tempat, agar siswa-siswi dapat memperoleh fasilitas berupa asupan makanan yang sehat dan bergizi dengan layak dan maksimal.

Cara Membuat Penutup Makalah yang Baik

1. Kesimpulan Adalah Menjawab Rumusan Masalah

Kesimpulan yang Anda buat dalam penutup makalah sebaiknya adalah menjawab rumusan masalah, sehingga dapat dilihat apakah tujuan penelitian atau penulisan makalah dapat tercapai atau tidak.

Biasanya kesimpulan diberi nomor-nomor seperti rumusan masalah dan tujuan, tapi tak menutup kemungkinan ada tambahan poin atau nomor jika dirasa perlu menambah kesimpulan penting yang harus dicatat guna menjelaskan tentang hasil penelitian atau kepenulisan makalah yang bisa diterima pembaca.

2. Saran Tidak Lebih Dari 4 Poin

Saran tidak bersifat normatif, maksudnya jangan sampai memakai kata-kata semisal “Ibu hamil harus menjaga kesehatannya dengan baik…”, karena walaupun ada atau tidaknya penelitian atau makalah Anda pun ibu hamil memang wajib menjaga kesehatannya dengan baik.

Tapi cobalah memakai kata semisal “Ibu hamil diharapkan pro aktif memeriksakan dan konsultasi kesehatan ke pelayanan khusus ibu hamil…” karena dengan adanya penelitian atau makalah Anda maka bisa menjadi pendorong seseorang atau pihak-pihak terkait melakukan suatu inisiasi diri atau motivasi untuk berubah lebih baik.

Jika penelitian atau makalah Anda tidak berhubungan dengan kebijakan atau pemerintah maka jangan membawa pemerintah atau kebijakan tertentu dalam saran-saran Anda.

Baca Juga: Cara Membuat Halaman Skripsi dengan Mudah

Contoh Saran Dalam Makalah

Saran:

1. Peningkatan jumlah SDM tenaga kesehatan dan yang terkait dengan program Puskesmas dan kegiatan surveilans terutama Gizi di wilayah-wilayah Indonesia sangat diperlukan, terutama yang terpencil dan jauh dari pusat kota, yang terkendala transportasi bahkan minim pelayanan seperti listrik atau air bersih.

2. Peningkatan jumlah anggaran/dicukupkan sesuai kebutuhannya untuk kegiatan surveilans gizi, guna meningkatkan kualitas kerja dan motivasi para tenaga kerja serta mampu mendukung sarana dan prasarana agar kegiatan dapat berjalan maksimal dan hasilnya bisa digunakan dengan semestinya. Begitupun dengan asupan dana yang maksimal/benar-benar sesuai kebutuhan untuk program-program gizi terutama di daerah yang masih rawan masalah gizi di Indonesia.

3. Peningkatan skill dari tenaga kerja/kesehatan guna mendukung setiap program kesehatan dan gizi, serta kegiatan surveilans.

4. Pemberian penyuluhan, konseling, dan pendidikan kepada masyarakat tentang gizi dan kesehatan agar masyarakat dapat ikut berperan aktif dan antuias dalam program-program kesehatan dan gizi.

Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *