Proses Interaksi Sosial Asosiatif

interaksi Sosial Asosiatif
Berikan Bintang

Balaibahasajateng.web.id, Proses Interaksi Sosial Asosiatif – merupakan suatu hubungan positif yang terjadi dalam masyarakat. Umumnya, proses ini bersifat membangun serta mempererat atau memperkuat hubungan jalinan solidaritas dalam kelompok masyarakat untuk menjadi satu kesatuan yang lebih erat.

Suatu proses sosial tidak bisa dilepaskan dari pembahasan utamanya, yaitu interaksi sosial. Oleh sebab itu, pada artikel ini akan saya memberikan sedikit penjelasan mulai dari pengertian interaksi sosial itu sendiri hingga sampai pembagian proses sosial asosiatif dan disosiatif.

Oke sobat, langsung saja kita masuk ke pembahasan.

Table of Contents

Pengertian Proses Sosial Asosiatif

Menurut para ahli sosiolog terdapat dua jenis proses sosial yang terjadi sebagai bentuk dampak dari interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Interaksi sosial umumnya akan menghasilkan dua jenis proses sosial, pertama proses sosial asosiatif, kedua proses sosial disosiatif.

Proses sosial asosiatif adalah hubungan positif yang terjadi dalam masyarakat. Proses ini memiliki sifat membangun serta mempererat atau memperkuat hubungan jalinan solodaritas dalam kelompok masyarakat untuk menjadi satu kesatuan yang lebih erat.

Sebelum kita masuk dalam pembahasan tentang proses sosial asosiatif, terlebih dulu kita mempelajari apa itu interaksi sosial. Sebab, proses sosial asosiatif merupakan proses yang terjadi dari dampak interaksi sosial.

Pengertian Proses Sosial Asosiatif Menurut Para Ahli

Umumnya banyak pengertian tentang interaksi sosial yang di kemukakan para ahli, sebagai berikut:

  • Herbert Blumer

Mendefinisikan bahwa interaksi sosial adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.

  • Maryati dan Suryawati (2003)

Mendefinisikan bahwa proses interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

  • Mark. L. Knap

Mendefinisikan bahwa proses interaksi sosial adalah proses sosial utama yang mempunyai dua bentuk pokok, yaitu menjauhkan dan mendekatkan.

  • Alvin dan Helen Gouldner

Mendefinisikan bahwa interaksi sosial adalah Interaksi sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang.

  • Koenjaraningrat

Mendefinisikan bahwa interaksi sosial adalah terjadinya interaksi apabila suatu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya.

  • Murdiyatmoko dan Handayani (2004)

Mendefinisikan bahwa proses interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Ciri Dan Syarat Interaksi Sosial

Pada suatu interaksi sosial juga terdapat ciri-ciri dan syarat untuk bisa dikategorikan dalam interaksi sosial, antara lain adalah:

1. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

  • Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.
  • Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
  • Memiliki maksud atau tujuan yang jelas.
  • Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.

2. Syarat Interaksi Sosial

Terdapat dua syarat yang harus ada dalam interaksi sosial, antara lain:

1. Kontak sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, serta masing-masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain. Meskipun tidak harus bersentuhan secara langsung (kontak badan).

Menurut Soerjono Soekanto (2002), Pengertian kontak sosial secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Menurut pendapat ini, kontak sosial baru akan terjadi ketika ada hubungan fisikal, sebagai gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah.

Sebab, hubungan sosial terjadi tidak saja dengan cara menyentuh, tetapi dapat berhubungan dengan orang lain dengan tanpa menyentuh.

Contohnya, kontak sosial terjadi ketika seseorang berbicara dengan orang lain, bahkan kontak sosial dapat juga dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti melalui telpon,radio, surat, televisi, internet dan sebagainya.

Suatu kontak sosial dapat berlangsung dalam 4 bentuk, antara lain:

  1. Antar orang perorangan, kelompok, masyarakat dan dunia global, dimana kontak sosial terjadi secara simultan di antara mereka.
  2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok masyarakat atau sebaliknya.
  3. Antar orang perorangan dengan komunitas masyarakat global di dunia internasional.
  4. Antara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain dalam suatu komunitas.

Aktivitas seseorang pada saat ini masuk di dunia yang serba pilihan. Seseorang bisa memilih hidup dalam kelompok atau hidup dalam masyarakat, bahkan ia juga boleh hidup dalam dunia yang serba global.

Artinya adalah, seseorang dapat memilih apakah dalam masyarakat lokal ataupun global bahkan kedua-duanya, yaitu glokal (global-lokal), maka kontak-kontak sosial menjadi sangat bermacam-macam dan rumit.

Secara konseptual, kontak sosial dibagi menjadi sebagai berikut:

  • Kontak social primer, adalah kontak sosial yang terjadi secara langsung antara seseorang dan orang atau kelompok masyarakat lainnya secara tatap muka.
  • Kontak social sekunder, merupakan kontak sosial yang terjadi melalui perantara yang sifatnya manusiawi maupun teknologi.

2. Komunikasi

Ilmu sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lain berbentuk pengetahuan, pembicaraan, sikap, perilaku dan perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah dialami.

Sebuah fenomena komunikasi dipengaruhi oleh media yang digunakan. Sehingga media digunakan kadang kala juga ikut mempengaruhi isi informasi dan pengartian. Dalam sebuah komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu menyertai dalam tiap situasi komunikasi , yaitu sumber informasi, media, dan penerima informasi.

  • Sumber informasi, merupakan seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi untuk disebarkan pada masyarakat luas.
  • Media, merupakan saluran yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka atau media massa yang digunakan untuk publik umum.
  • Penerima informasi, merupakan orang atau kelompok dari masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi.

Unsur yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas pengartian informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan pengartian yang dibuat oleh publik terhadap informasi yang diterimanya.

Pengartian terhadap informasi bersifat subyektif dan kontekstual. Subyektif merupakan masing-masing pihak mempunyai kapasitas untuk mengartikan informasi yang disebarkan atau diterimanya berdasarkan pada apa yang diyakini,dirasakan dan dimengerti berdasarkan pengetahuan kedua pihak.

Bersifat kontekstual adalah bahwa pengartian itu berkaitan erat dengan kondisi waktu dan tempat dimana informasi itu ada dan kedua pihak ada.

Baca JugaPerubahan Sosial Budaya

Jenis-Jenis Proses Sosial

Menurut Giliin dan Gillin mengatakan bahwa, proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila seseorang dan kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentuk hubungan tersebut.

1. Proses Sosial Asosiatif Dalam Komunitas dan Masyarakat

Proses sosial asosiatif, proses sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiatif (hubungan atau gabungan). Proses ini bersifat menguatkan ikatan sosial, cenderung berkelanjutan. Sebab hal ini di karenakan:

  1. Mendasarkan pada kaidah-kaidah atau nilai dan norma sosial yang berlaku.
  2. Didasarkan kepada kebutuhan yang nyata.
  3. Tidak memaksa secara fisik dan mental.
  4. Memperhatikan efisiensi.
  5. Memperhitungkan efektivitas.

2. Proses Sosial Disosiatif Dalam Komunitas Masyarakat

Proses sosial disosiatif, merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam proses sosial diantara mereka pada suatu masyarakat.

Proses sosial disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang sama halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, meskipun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.

Sifat Dan Bentuk Proses Sosial

Proses sosial yang terjadi dapat bersifat positif dan dapat juga bersifat negatif. proses sosial yang bersifat positif disebut juga dengan proses sosial asosiatif. Sedangkan, untuk proses sosial yang bersifat negatif disebut juga dengan proses sosial disosiatif.

Proses sosial asosiatif mengarah pada persatuan, sebab proses yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat didalamnya mengarah pada persatuan. Namun, untuk proses sosial disosiatif mengarah pada perpecahan, sebab proses yang terjadi antara individu dan kelompok yang terlibat cenderung mengarah pada perpecahan.

1. Proses Interaksi Sosial Asosiatif

Proses sosial asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain:

1. Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Suatu akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupan.

Contohnya, perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Seorang guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua siswa, setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian.

Tujuan akomodasi adalah sebagai berikut:

  • Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
  • Mengusahakan terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
  • Mengusahakan penyatuan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.
  • Berusaha mengurangi pertentangan antara perorangan atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.

Bentuk-Bentuk akomodasi, sebagai berikut:

  • Kompromi

Kompromi merupakan bentuk dari akomodasi dimana pihak-pihak terlibat perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian. Prinsip dasar kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan memahami keadaan pihak lain. Misalnya, perjanjian gencatan senjata antara kedua negara yang sedang terlibat perang.

  • Konsiliasi

Konsiliasi adalah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk tercapainya surat persetujuan bersama. Konsiliasi memiliki sifat lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan asimilasiMisalnya, panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusahaan dan wakil karyawan untuk menyelesaikan masalah.

  • Toleransi

Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan.

  • Stalemate

Stalemate merupakan bentuk dari akomodasi yang terjadi ketika kelompok terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang. Memalui kesadaran kedua belah pihak maka tidak ada yang maju ataupun mundur sehingga pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.

  • Koersi

Koersi merupakan salah satu bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok lain. Misalnya, sistem rezim (pemerintahan) totaliter.

  • Arbitrase

Arbitrase merupakan bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Sebab karena itu, di undanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk mengusahakan penyelesaian.

Pihak ketiga merupakan berasal dari badan yang berwenang. Misalnya, penyelesaian pertentangan antara pengusaha dan serikat buruh diselesaikan melalui arbitrase (pihak ketiga yang netral).

  • Mediasi

Mediasi ialah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Hasil keputusan berdamai tergantung pihak-pihak yang bertikai. Misalnya, mediasi pemerintah Republik Indonesia untuk mendamaikan faksi-faksi yang berselisih di Kamboja.

2. Akulturasi

Akulturasi merupakan sebuah proses penerimaan dan pengolahan unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi adalah hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama.

Sebagian unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi, selanjutnya akan dipadukan tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli sebagai penerima.

Contoh dari akulturasi:

  • Musik Melayu bertemu dengan musik Portugis dibawa oleh para penjajah lalu menghasilkan musik keroncong.
  • Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu.

3. Peternalisme

Paternalisme merupakan penguasaan kelompok pendapatan terhadap kelompok anak negeri. Suatu perekonomian wilayah biasanya juga dikuasai oleh kelompok pendatang, bukan oleh penduduk anak negeri (pribumi).

Para pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa atau pemilik modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau pekerja. Hal ini sudah berakar jauh pada masa penjajahan dimana bangsa Belanda (sebagai kelompok pendatang) menguasai bangsa Indonesia (sebagai penduduk pribumi).

Penguasaan-penguasaan para pendatang tidak pada bidang ekonomi ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang pertanahan, permodalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Kasus sosial seperti ini sebaiknya cepat diatasi agar tidak muncul kebencian dan konflik antara kaum pendatang dan warga pribumi (asli).

Hal ini juga  akan bisa mempengaruhi tingginya sebuah mobilitas sosial, karena dampak dari tingginya para pendatang yang mulai memegang kawasan-kawasan industri.

Baca Juga : Fungsi Pranata Sosial

4. Kerja Sama

Kerjasama ialah suatu proses saling mendekati dan bekerja sama antar individu, antara individu dan kelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Suatu bentuk kerjasama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai orang dewasa.

Berikut ini adalah sebab timbulnya kerja sama:

  1. Masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.
  2. Seseorang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan yang sama.

Kerja sama juga bisa dikatakan sebagai suatu usaha bersama yang dilakukan antar individu atau kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Suatu kerja sama mengarah antara individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group).

Menurut pendapat Charles H. Cooley, suatu kerja sama dapat berlangsung jika seseorang menyadari dirinya mempunyai kepentingan yang sama dengan orang lain. Selain itu, ketika waktu yang sama memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap dirinya sendiri dalam memenuhi kepentingan tersebut.

Bentuk kesadaran dari kepentingan yang sama dan juga koordinasi diri merupakan sesuatu yang penting dalam kerja sama.

Suatu bentuk kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-tindak luar yang menyinggung kesetiaan yang telah tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orang. Suatu kerja sama juga memilki bentuk-bentuk yang berbeda sebagai berikut:

Bentuk Kerja Sama Berdasarkan Pelaksanaannya

  • Kooptasi, merupakan metode penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk menghindari adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi
  • Joint-venture, meruakan bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.
  • Kerukuran atau gotong royongadalah bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
  • Bargaining, merupakan kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih
  • Koalisi, merupakan suatu kombinasi yang dilakukan oleh dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Suatu koalisi akan menghasilkan keadaan dengan tidak stabil sebab kedua organisasi memiliki struktur tersendiri.

Bentuk Kerja Sama Berdasarkan Bentuk Kerjanya

  • Kerja sama tradisional,ialah kerja sama sebagai bagian antara unsur dalam sistem sosial.
  • Kerja sama langsungmerupakan kerja sama yang dilakukan dari hasil perintah atasan atau penguasa.
  • Kerja sama spontan, ialah kerja sama serta-merta.
  • Kerja sama kontakmerupakan kerja sama atas dasar perintah tertentu.

5. Asimilasi

Asimilasi adalah suatu bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan diantara orang-orang atau kelompok manusia. Perasaan mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama.

Menurut pendapat Koentjaraningrat, prosedur suatu asimilasi akan timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan. Selanjutnya, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara langsung secara terus menerus dalam waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.

Dalam suatu asimilasi peresapan terjadi proses identifikasi diri dengan kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Ketika dua kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.

Suatu proses asimilasi akan timbul jika terdapat hal-hal antara lain:

  • Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan dalam intensif waktu lama.
  • Suatu kebudayaan dari kelompok orang tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
  • Suatu kelompok manusia yang berbeda kebudayaan nya.

Faktor Pendorong Asimilasi

  1. Sikap menghargai orang-orang asing dan kebudayaannya.
  2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi (tiap-tiap individu mendapat kesempatan yang serupa untuk mencapai kedudukan khusus atas dasar kemampuan dan jasanya).
  3. Sikap toleransi.
  4. Adanya musuh bersama dari luar.
  5. Tingkah laku yang terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat.
  6. Adanya Persamaan pada unsur kebudayaan.
  7. Perkawinan campuran (amalgamasi).

Faktor Penghambat Asimilasi

  1. Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
  2. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi.
  3. Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Contohnya, orang Indian di Amerika Serikat yang diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah khusus (reservation).
  4. Terdapat gangguan golongan minoritas terhadap golongan yang berkuasa. Misalnya, perlakuan kasar terhadap orang-orang jepang yang tinggal di Amerika Serikat sesudah pangkalan Armada Laut Amerika Serikat Pearl Harbor diserang secara mendadak oleh tentara Jepang pada tahun 1941.
  5. Terdapat perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniah.
  6. Terdapat in group feeling yang kuat. Maksudnya adalah adanya suatu perasaan yang kuat bahwa individu terikat di dalam kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
  7. Memiliki perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.
  8. Terdapat perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lain.

2. Proses Interaksi Sosial Disosiatif

Proses sosial disosiatif merupakan kebalikan dari proses sosial asosiatif. Ketika pada proses sosial asosiatif lebih menekankan bentuk kerjasama, sedangkan proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk persaingan atau perlawanan. Pada umumnya, terdapat tiga bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.

1. Pertentangan

Pertentangan ialah suatu proses sosial dimana seseorang atau kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan atau keinginannya.

Faktor pendorong timbulnya pertentangan:

  1. Perbedaan adat-istiadat dan kebudayaan.
  2. Perbedaan pendapat, prinsip, aturan antar individu.
  3. Perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi.
  4. Perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial.

2. Kontravensi

Kontravensi adalah suatu bentuk interaksi sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Suatu kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidakpuasan terhadap seseorang atau sesuatu. Bentuk sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi.

Selanjutnya, sikap tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

Hubungan antar individu dimaksudkan supaya seluruh komponen sosial berjalan dengan baik dan dinamis. Tetapi, hubungan yang diharapkan adalah hubungan antar individu maupun kelompok yang bersifat positif bukan yang  bersikap negatif yang dapat mengakibatkan perpecahan.

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama, baik keluarga, teman, ataupun warga masyarakat agar tercipta kerukunan dan kenyamanan hidup yang mendasar.

3. Persaingan

Persaingan merupakan suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompok saling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil.

Contohnya, persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak mendapat bintang sekolah. Para juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai gelar tersebut.

Bentuk persaingan yang terjadi antara dua orang tersebut merupakan persaingan pribadi. Terdapat juga bentuk persaingan yang bersifat kelompok, misalnya persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran Final Liga Indonesia.

Baca Juga : Teori Sosiologi Beserta Penjelasan

Penutup

Nah, mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya berikan tentang apa itu proses sosial asosiatif untuk sobat. Semoga dengan sedikit informasi ini dapat membantu dan juga menambah pengetahuan sobat semua. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *