Mobilitas Sosial : Pengertian, Bentuk, Faktor dan Saluran

mobilitas sosial adalah
Ilustrasi Mobilitas sosial/@canva.com
Berikan Bintang

Balaibahasajateng.WEB.ID, Mobilitas Sosial : Pengertian, Bentuk, Faktor Pendorong, Faktor Penghambat dan Saluran – Apakah kalian sudah mengerti pengertian dari mobilitas sosial? Mungkin kalian para pelajar yang mengambil jurusan IPS (ilmu pengetahuan sosial) sudah tidak asing dengan kata ini. tetapi, apakah kalian yang dari jurusan IPS sudah mengerti betul dengan pengertian ini? Jika masih kurang faham silahkan pelajari artikel ini.

Pada artikel ini akan saya jelaskan pengertian mobilitas sosial secara umum, pengertian dari para ahli serta bentuk, faktor, karakteristik, dan dampak dari mobilitas sosial.

Oke langsung saja sobat kita simak pembahasannya.

Pengertian Mobilitas Sosial

Secara garis besar, pengertian mobilitas sosial adalah suatu perubahan susunan status orang-orang dalam masyarakat dengan cara vertikal ataupun secara horizontal. Mobilitas sosial merupakan penggambaran gerakan perubahan kedudukan dan peran dari orang-orang yang ada dalam masyarakat dari waktu ke waktu.

Secara epistomologis, istilah mobilitas sosial berasal dari bahasa Latin yaitu, “mobilis” yang berarti bergerak dan “social” yang berarti masyarakat. Jadi mobilitas sosial dapat diartikan sebagai gerakan masyarakat.

Pada umumnya, mobilitas sosial ini sering diartikan sebagai suatu proses perpindahan, atau suatu pergerakan lapisan atau strata sosial seseorang maupun kelompok.

Sedangkan pengertian mobilitas sosial secara harfiah adalah suatu gerakan yang terjadi karena berpindah ataupun berubah posisi seseorang atau sekelompok orang pada waktu yang berbeda-beda.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil 3 hal pokok menyangkut mobilitas sosial yaitu:

  1. Perubahan kelas sosial, baik arah keatas ataupun arah ke bawah.
  2. Akan terjadi dampak sosial atas kelas sosial baru yang diperoleh.
  3. Dialami oleh manusia, baik secara individu ataupun kelompok.

Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Selain dari pengertian diatas, ada juga pengertian mobilitas sosial menurut para ahli sebagai berikut:

  • Soerjono Soekanto

Mendifinisikan bahwa mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yakni pola tertentu yang mengatur orgnisasi suatu kelompok sosial.

  • Robert M.Z Lawang

Mendefinisikan mobilitas sosial sebagai perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lainnya, atau dari satu dimensi ke dimensi lainnya.

  • William Kornblum

Mendefinisikan mobilitas sosial sebagai sebuah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, serta kelompok sosial dan satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

  • Henry Clay Smith

Mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerakan dalam struktur sosial (gerakan antar individu dengan kelompoknya).

  • Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Mengartikan mobilitas sosial sebagai suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain.

  • Haditono

Mendefinisikan pengertian mobilitas sosial sebagai perubahan seseorang atau kelompok dari kedudukan satu ke kedudukan yang lain, tetapi masih sejajar.

  • H. Edward Ransford

Mengungkapkan bahwa mobilitas sosial adalah suatu gerak suatu perpindahan ke atas ataupun ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.

  • Kimbal Young dan Rymond W. Mack

Mengungkapkan bahwa mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, diantaranya pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok.

  • David Jary dan Julia Jary

Mendefinisikan pengertian mobilitas sosial sebagai pergerakan individu, kadang-kadang kelompok antara posisi berbeda dalam hierarki stratifikasi sosial pada masyarakat.

Baca Juga: Fungsi Pranata Sosial

Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial

Pada umumnya, pembagian jenis mobilitas sosial ada dua macam yaitu berdasarkan tipe dan berdasarkan ruang lingkupnya. Untuk penjelasannya sebagai berikut ini:

1. Berdasarkan Tipenya

Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah  perpindahan individu atau obyek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Dalam bahasa inggris mobilitas sosial vertikal ke atas disebut dengan Social Climbing. Jenis mobilitas sosial vertikal di bagi menjadi dua bentuk, yaitu:

  1. Sosial vertikal naik (social climbing mobility/upward mobility), mobilitas ini terjadi apabila seseorang mengalami peningkatan kedudukan menuju tingkatan yang lebih tinggi.
  2. Sosial vertikal turun (social sinking mobility), mobilitas ini terjadi apabila seseorang mengalami penurunan kedudukan.

Mobilitas Sosial Horizontal

Jenis mobilitas Sosial Horizontal adalah perpindahan individu obyek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang sederajat.

Mobilitas Sosial Struktural

Jenis mobilitas ini merupakan mobilitas yang meliputi kesatuan yang luas dan kompleks yang disebabkan oleh hal-hal yang positif ataupun negatif.

Mobilitas Sosial Lateral

Mobilitas Sosial Lateral adalah perpindahan individu atau obyek dari suatu tempat ke tempat lain yang berpengaruh pada kedudukan sosialnya.

2. Berdasarkan Ruang Lingkupnya

  • Mobilitas Sosial Intragenerasi

Mobilitas jenis ini adalah perpindahan kependudukan sosial seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi dalam suatu generasi yang sama. Jenis mobilitas sosial terbagi menjadi dua bentuk yaitu, mobilitas intragenerasi naik dan intragenerasi turun.

  • Mobilitas Sosial Antar Generasi

Mobilitas sosial antar generasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi dalam sutu garis keturunan. Jenis mobilitas ini dibagi menjadi dua yaitu, mobilitas sosial antar generasi naik dan mobilitas sosial antar generasi turun.

Faktor-Faktor Mobilitas  Sosial

faktor pendorong mobilitas sosial
faktor pendorong mobilitas sosial/@xframe.io

Setelah mengetahui tentang pengertian mobilitas sosial, Anda juga harus mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengarui mobilitas sosial. Dalam mobilitas sosial terdapat 3 faktor yang dapat mempengaruhi terjadi tidaknya sebuah mobilitas sosial, antara lain:

1. Faktor Penyebab Mobilitas Sosial

Faktor penyebab mobilitas sosial dibagi menjadi dua jenis. Pertama faktor struktur, yaitu faktor yang menentukan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang harus diisi dan kemudahan untuk memperolehnya. Faktor ini meliputi, struktur pekerjaan, ekonomi ganda dan faktor penunjang dan penghambat mobilitas sosial itu sendiri.

Faktor jenis kedua adalah faktor individu, dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah perubahan kemampuan, orientasi sikap terhadap mobilitas dan faktor keberuntungan.

1. Faktor Struktur

  • Struktur Pekerjaan

Secara kasarnya,aktivitas ekonomi dibedakan menjadi dua sektor, yaitu sektor formal dan sektor informal. Perbrdaan pada aktivitas ekonomi ini akan mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Begitu juga pada masyarakat yang aktivitas ekonominya di dominasi oleh sektor pertanian dan penghasilan bahan baku (pertambangan, perhutanan), lebih banyak memiliki status kedudukan rendah dan sedikit kedudukan yang berstatus tinggi, sehingga tingkat mobilitasnya rendah.

  • Ekonomi Ganda

Pada negara-negara berkembang ternyata perkembangan ekonomi menimbulkan beberapa jenis dualisme. Jenis pertama, adalah kegiatan-kegiatan atau keadaan ekonomi yang masih dikuasai oleh unsur-unsur yang bersifat tradisional, dan jenis kedua adalah berbagai kegiatan-kegiatan atau keadaan ekonomi yang masih dikuasai oleh unsur-unsur modern.

Dualisme ekonomi dapat kita amati antara sektor pertanian tradisional, yang dicirikan oleh tingkat produktivitas yang rendah dan menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat berada pada tingkat yang wajar disebut dengan istilah tingkat pendapatan subsiten.

Namun, pada sektor ekonomi modern, dicirikan dengan tipe ekonomi pasar, dimana kegiatan masyarakat dalam memproduksi sebagian besar ditujukan untuk pasar.

  • Penunjang Dan penghambat Mobilitas

Para anak-anak yang berasal dari kelas sosial menengah, umumnya mempunyai pengalaman belajar yang lebih menunjang mobilitas naik daripada pengalaman anak-anak kelas sosial rendah.

Para sarjana ahli teori konflik berpandangan bahwa ijazah, tes, rekomendasi, jaringan hubungan antar teman (merupakan jaringan hubungan antara teman-teman dekat dalam suatu jenis profesi atau dunia usaha mereka saling tukar-menukar informasi dan rekomendasi menyangkut kesempatan kerja).

Sehingga menyulitkan bagi orang-orang luar untuk dapat menerobosnya, dan deskriminasi terang-terangan terhadap kelompok ras maupun kelompok etnik minoritas, serta orang-orang dari kelas sosial rendah untuk melakukan mobilitas naik. Pada pihak lain, fakor penghambat tersebut juga menutup kemungkinan terjadinya mobilitas menurun bagi kelompok orang dari kelas sosial atas.

Selain faktor penghambat, terdapat pula faktor penunjang mobilitas yang bersifat struktural. Misalnya adanya undang-undang anti deskriminasi, munculnya lembaga-lembaga latihan kerja baik yang dibiayai oleh pemerintah atau LSM, merupakan faktor penunjang penting untuk terjadinya mobilitas naik bagi banyak orang dari status sosial rendah.

2. Faktor Individu

Perbedaan Kemampuan dan Perilaku

  • Pendidikan.
  • Kebiasaan kerja.
  • Pola penundaan kesenangan.
  • Kemampuan cara bermain.
  • Pola kesenjangan nilai.
  • Faktor keberuntungan atau kemujuran.

2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

  • Terdapat perbedaan suku dan asal daerah.
  • Adanya perbedaan ideologi.
  • Terdapat perbedaan ras.
  • Adanya perbedaan kepentingan.
  • Terdapat diskriminasi jenis kelamin.

3. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Terdapat 4 faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial antara lain adalah:

1. Faktor Perubahan Situasi Politik

Situasi politik adalah kondisi stabilitas pemerintahan, termasuk juga bagaimana dukungan rakyat pada umumnya terhadap struktur pemerintahan yang baru dalam masyarakat tersebut. Melalui berbagai dorongan politik, seorang individu ingin menduduki posisi tertentu dalam rangka mengembangkan organisasi politik mereka. Biasanya aktivitas ini didukung oleh orang-orang yang mempunyai kesamaan kepentingan politik.

Pada struktur pemerintahan biasanya didukung oleh orang partai politik yang duduk di dewan perwakilan rakyat. Misalnya kedudukan sebagai gubernur, bupati atau walikota, camat, lurah, dan lain-lain. Inilah termasuk contoh faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial secara vertikal dari sisi politik.

2. Faktor Perubahan Ekonomi

Situasi politik dalam masyarakat dapat memberikan dorongan bagi individu ataupun kelompok individu untuk meningkatkan keududukan mereka masing-masing. Kategori ekonomi yang membaik dapat memberikan dorongan untuk melakukan ekspansi dalam berbagai macam usaha.

Namun, ketika kondisi ekonomi memburuk dapat mempengaruhi orang untuk melakukan berbagai macam tindakan antisipatif dalam mencegah kejadian-kejadian yang tidak mereka inginkan.

3. Faktor Perubahan Sosial Budaya

Pada masyarakat umumnya terjadi perubahan baik dalam struktur sosial, interaksi sosial, ataupun sistem tata nilai. Perubahan sosial budaya ini dapat memberikan dorongan kepada individu dalam masyarakat untuk melakukan penyesuaian terhadap tuntutan perubahan, sehingga berdampak keinginan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan social climbing.

Seiring dengan kemajuan teknologi, dapat membuka kemungkinan adanya mobilitas ke atas dan perubahan ideologi dapat menimbulkan stratifikasi baru.

4. Faktor Pertambahan Penduduk

Faktor pertambahan penduduk juga berpengaruh untuk adanya mobilitas sosial terhadap individu dan kelompok-kelompok individu.

Status Dan Peranan Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial juga mempunyai peran dan statusnya sebagai berikut:

1. Status Dalam Mobilitas Sosial

Menurut pendapat Mayor Polak, status yang di maksud sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status sosial dapat memberikan bentuk dan pola pada interaksi sosial.

Sedangkan, menurut pendapat Ralph Linton, status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seorang dalam masyarakatnya. Individu pemilik status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat daripada dengan pemilik status sosial rendah. Jadi, arti dari status sosial adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompok masyarakat.

Jenis-Jenis Status Sosial

  1. Ascribed Status (status yang di gariskan), adalah sebuah status yang diperoleh secara alami atau otomatis yang dibawa sejak manusia dilahirkan atau keturunan.
  2. Achieved Status (status yang di usahakan), adalah status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja.
  3. Assigned Status (status yang diberikan), adalah status yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.

Pada kehidupan bermasyarakat sering muncul pertentangan yang dialami seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang muncul dalam masyarakat, antara lain:

  1. Konflik status antar kelompok.
  2. Adanya konflik status antar individu.
  3. Konflik status individual.

2. Peran Mobilitas Sosial

Peran mobilitas sosial merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial. Menurut pendapat Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, antara lain;

  1. Peranan merupakan berupa konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.
  2. Dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
  3. Peranan mencakup norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

Arah Dan Saluran Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial juga mempunyai saluran atau saran dan juga arah, antara lain:

1. Arah Mobilitas Sosial

Dalam ilmu sosiologi terdapat 3 arah mobilitas sosial, antara lain:

1. Sosial Horizontal

Mobilitas sosial horizontal adalah perubahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Pada mobilitas sosial ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang. Misalnya peralihan kewarganegaraan atau pekerjaan.

2. Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Berdasrkan dengan arahnya maka terdapat dua jenis mobilitas yaitu, mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal kebawah (social sinking).

3. Mobilitas Sosial Antargenerasi, Intragenerasi dan Gerak Sosial Geografis

Arah mobilitas sosial, selain dapat bergerak vertikal dan horizontal, juga dapat bergerak keturunan. Berikut ini akan saya jelaskan tentang mobilitas antargenerasi dan mobilitas intragenerasi, serta gerak sosial geografis.

  1. Mobilitas Sosial Antargenerasi, merupakan sebuah mobilitas dua generasi atau lebih. Misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Arah mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi. Penegasannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, tetapi pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
  2. Mobilitas Sosial Intragenerasi, merupakan peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi pada satu kelompok generasi yang sama.
  3. Gerak Sosial Geografis, merupakan perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain. Misalnya transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

2. Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim A, Sorokin, ia menyebutkan saluran mobilitas sosial terbagi atas:

  • Lemabaga Pendidikan, baik lembaga pendidikan formal atau informal merupakan saluran untuk mobilitas sosial vertikal yang sering digunakan. Sebab, melalui pendidikan orang dapat mengubah status sosialnya.
  • Organisasi Politik, seseorang anggota dari partai politik yang profesional serta mempunyai dedikasi yang tinggi, kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Serta mungkin dapat menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif.
  • Angkatan Bersenjata, seseorang individu yang tergabung dalam angkatan bersenjata bisanya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa. Sebab dengan jasa tersebut ia mendapatkan sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
  • Lembaga Ekonomi, artinya organisasi ini baik bergerak dalam bidang perusahaan ataupun jasa, umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
  • Lembaga Keagamaan, lembaga ini adalah salah satu saluran dari mobilitas vertikal, walaupun setiap agama meyakini bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat atau sama.

Karakteristik Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial sebagai sebuah proses yang berkelanjutan mempunyai sejumlah karakteristik, sebagai berikut :

  • Mudah atau tidaknya individu atau sekelompok individu melakukan suatu mobilitas sosial tergantung pada struktur sosial masyarakatnya.
  • Mobilitas sosial dapat melibatkan individu atau sekelompok individu pada masyarakat. Suatu gerakan perpindahan dapat saja dilakukan secara individual, tetapi tidak jarang melibatkan banyak orang seperti yang terjadi pada perkembangan negara berkembang menjadi negara maju sehingga ikut meningkatkan taraf kehidupan banyak warganya.
  • Mobilitas sosial dapat menimbulkan kecemasan dan ketegangan. Untuk masyarakat dimana struktur sosialnya terbuka, individu senantiasa mengalami suatu kecemasan akan kehilangan hak-hak yang dipunyai apabila terjadi penurunan status. Sehingga hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berusaha mempertahankan kedudukan. Sebaliknya, muncul ketegangan dalam mempelajari peran baru jika terjadi kenaikan status.
  • Perubahan mobilitas sosial di simbolkan oleh sebuah perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Pada hal ini, rawan terjadi perpecahan sebuah hubungan antara anggota kelompok primer, karena ada anggotanya yang berpindah ke status yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.

Dampak Mobilitas Sosial

Sebuah mobilitas sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok, baik secara vertikal ataupun secara horizontal dapat memberikan dampak-dampak, baik positif ataupun negatif terhadap kehidupan sosial. Selain itu, juga dapat memberikan dampak, baik bagi orang yang mengalami mobilitas itu sendiri ataupun bagi seluruh anggota masyarakat.

1. Dampak Positif Mobilitas Sosial

Terdapat beberapa dampak positif yang muncul sebagai akibat adanya mobilitas sosial dalam masyarakat, di antaranya sebagai berikut:

  1. Dapat memberikan dorongan atau rangsangan kepada warga masyarakat, individu, maupun kelompok untuk bekerja perubahan sosial akan lambat terjadi.
  2. Kelompok atau individu akan berusaha untuk mewujudkan harapan atau cita-citanya. Hal ini karena adanya kesempatan terbuka untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas.
  3. Suatu mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Suatu mobilitas sosial mendorong masyarakat untuk mengalami perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Namun sebaliknya, jika masyarakat statis dan tidak banyak bergerak, maka perubahan sosial akan lambat terjadi.
  4. Kelompok atau individu dapat merasakan kepuasan apabila dapat mencapai kedudukan yang diinginkannya atau dapat meningkatkan kedudukan sosialnya dalam masyarakat.
  5. Tidak menutup kemungkinan bagi warga kelas sosial tertentu akan lebih maju daripada warga kelas sosial di atasnya.

2. Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Sebagian mobilitas sosial juga dapat memberikan dampak negatif yang seringkali muncul mengiringi. Misalnya adalah urbanisasi, munculnya kawasan kumuh, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan konflik.

  1. Kemiskinan sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.
  2. Terjadi konflik atau benturan antara berbagai nilai dan kepentingan tertentu.
  3. Urbanisasi sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.
  4. Banyaknya pengangguran sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.
  5. Perilaku kriminal (kriminalitas) sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.
  6. Akan munculnya kawasan kumuh (Slum Area) sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.

Baca juga: Proses Interaksi Sosial Asosiatif

Penutup

Mungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan tentang pengertian mobilitas sosial serta bentuk, faktor, karakteristik, dan konsekuensinya untuk sobat. Semoga dengan sedikit penjelasan ini dapat membantu dan juga menambah pengetahuan sobat semua. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *