Stratifikasi Sosial: Pengertian, Fungsi, Bentuk, Unsur, Sifat, Kriteria

Pengertian Stratifikasi Sosial
5/5 - (1 vote)

Balaibahasajateng.web.id, Stratifikasi Sosial: Pengertian, Fungsi, Bentuk, Unsur, Sifat, Kriteria – adalah lapisan sosial yang ada di masyarakat dalam konteks perbedaan status yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Stratifikasi sosial membedakan masyarakat berdasarkan ukuran tinggi-rendahnya status antarkelompok.

Nah, mungkin itulah gambaran sedikit tentang stratifikasi sosial, untuk lebih lengkapnya silahkan pelajari pada penjelasan di bawah. Pada artikel ini akan saya jelaskan mulai dari pengertian secara umum dan menurut para ahli serta fungsi, bentuk, unsur, sifat, karakteristik dari stratifikasi sosial.

Oke langsung saja kita masuk ke pembahasan utama tentang pengertian stratifikasi sosial dan contohnya.

Table of Contents

Pengertian Stratifikasi Sosial

Secara umum, istilah stratifikasi sosial berasal dari bahasa Latin yaitu, Stratum yang artinya tingkatan dan Socius yang berarti masyarakat atau teman (orang banyak). Dari istilah tersebut, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai tingkatan sosial yang berada di dalam masyarakat.

Stratifikasi sosial merupakan bentuk kiasan yang berasal dari gambaran kondisi yang ada di dalam keadaan kehidupan suatu masyarakat.

Stratifikasi sosial juga dapat diartikan sebagai pengelompokan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat. Bisa juga didefinisakn sebagai suatu pengelompokan anggota masyarakat dengan berlandaskan status yang dimilikinya.

Stratifikasi sosial juga bisa dikatakan sebagai pelapisan sosial, karena terdapat perbedaan tingkatan golongan ataupun kelas sosial. Sedangkan stratifikasi sosial di masyarakat terbentuk karena adanya sesuatu yang dianggap cukup berharga di dalam sebuah masyarakat.

Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli

Selain pengertian stratifikasi sosial secara umum, terdapat juga pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli, sebagai berikut:

  • Pitirim A. Sorokin

Mendefinisikan pengertian stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat pada berbagai kelas secara bertingkat “hierarkis”.

Bentuk dalam kasus ini yaitu terdapat beberapa lapisan yang berbeda di dalam suatu masyarakat dan dalam setiap lapisan itu disebut dengan strata sosial. Stratifikasi sosial juga sebagai ciri yang tetap dalam setiap kelompok sosial yang teratur.

Sebagian lapisan pada masyarakat memang tidak jelas mengenai batasannya, tetapi akan terlihat bahwa setiap lapisan dari individu-individu yang mempunyai tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama.

  • Soerjono Soekanto

Mendefinisikan pengertian stratifikasi sosial adalah perbedaan yang ada dalam masyarakat secara vertikal atau bertingkat. Penyebab perbedaan ini banyak dikarenakan adanya latar belakang status dan peranan sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.

  • Robert M. Z. Lawang

Mendefinisikan pengertian stratifikasi sosial adalah pengelompokan orang-orang yang termasuk ke dalam sebuah sistem sosial tertentu pada lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilege dan juga prestise.

Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial memiliki fungsi antara lain:

  1. Berfungsi memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
  2. Menjadi suatu alat yang digunakan untuk penditribusian hak dan kewajiban, sebagai contoh dalam menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan seseorang dan lain sebagainya.
  3. Sebagai pendorong masyarakat agar dapat bergerak sesuai fungsinya.
  4. Menjadi alat untuk mempersatukan dengan pola mengkordinasikan terhadap bagian-bagian yang ada dalam struktur sosial yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan sebelumnya.
  5. Menjadi penentu tingkatan mudah atau tidaknya dalam bertukar status ataupun kedudukan di dalam struktur sosial.
  6. Menjadi alat untuk penempatan individu ataupun seseorang dalam suatu strata (lapisan) tertentu di dalam struktur sosial.

Baca Juga: Perubahan Sosial Budaya

Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Suatu stratifikasi sosial di dalam masyarakat untuk dapat tercipta atau terbentuk harus mempunyai unsur pokok yang membentuknya. Unsur pokok pembentukan stratifikasi sosial sebagai berikut:

1. Peran Sosial

Seseorang yang mempunyai status sosial dalam masyarakat berarti memiliki hak dan kewajiban. Suatu kewajiban yang berkaitan dengan status sosial disebut sebagai peran sosial. Oleh sebab itu, peran sosial dapat diartikan sebagai tingkah laku yang di inginkan seseorang sesuai dengan status sosial yang dimiliki.

Sebab itu juga unsur-unsur stratifikasi sosial membentuk sistem pelapisan sosial untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Status Sosial

Status sosial dapat didefinisikan sebagai kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Status sosial seseorang dapat dibagi menjadi tiga bentuk, antara lain:

  • Achieved statusmerupakan suatu kedudukan dalam masyarakat yang dapat diperoleh dengan usaha-usaha nyata dan disengaja. Dari usaha ini akan mendapatkan kedudukan yang sifatnya adalah terbuka bagi semua manusia dalam masyarakat, yang dianggap sesuai kemampuan.
  • Assigned status, merupakan kedudukan seseorang tentang apa yang diberikan. Dalam artian, suatu kelompok atau golongan masyarakat akan memberikan kedudukan yang Iebih tinggi secara sukarela kepada seseorang yang berjasa atau memperjuangkan sesuatu demi kepentingan masyarakat yang ada di lingkungannya tersebut.
  • Ascribed status, merupakan status sosial yang diperoleh melalui kelahiran atau keturunan, bukan melalui serangkaian usaha.

Bentuk Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial umumnya mempunyai tiga bentuk yang ada pada masyarakat, antara lain:

1. Sistem Kasta

Sistem kasta adalah salah satu dari sistem stratifikasi sosial tertutup, yang mana orang sama sekali tidak dapat merubah status sosial yang ada dalam diri mereka.

Sistem kasta ini ialah sebuah sistem, dimana seseorang yang telah dilahirkan ke dalam status sosial mereka serta akan terus menetap berada didalamnya seumur hidup.

Beserta dengan kasta tersebut, setiap individu memiliki profesi atau pekerjaan tanpa peduli dengan adanya bakat,minat, atau potensi mereka masing-masing. Lebih singkatnya, tidak ada yang dapat memperbaiki posisi seseorang individu tersebut.

Misalnya, pada tradisi agama Hindu, setiap orang diharapkan dapat untuk bekerja serta dapat menikah sesui dengan tingkatan kasta yang ada pada diri merek.

Mewarisi status sosial tersebut dianggap sebagai suatu tugas moral yang bertujuan untuk memperkuat dari berlangsungnya sistem stratifikasi sosial ini sendiri.

2. Sistem Kelas

Sistem kelas sosial di dorong oleh prestasi individu serta faktor sosial. Sistem kelas sosial terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki status yang sama dengan faktor penentu. Misalnya kekayaan, pendapatan, pendidikan serta pekerjaan.

Berbeda dari sistem kasta , sistem kelas merupakan sebuah sistem yang bersifat terbuka. Pada sistem ini setiap individu bebas dalam mendapatkan tingkat pendidikan ataupun pekerjaan yang berbeda dengan orang tua mereka.

Selain itu, mereka juga dapat menikahi anggota dari kelas lain yang tidak setara dengan kelasnya. Sehingga lebih memungkinkan seseorang individu berpindah dari satu kelas ke kelas lain.

Pernikahan dalam kondisi seperti ini, umumnya di latar belakangi oleh beberapa faktor seperti cinta dan kecocokan, bukan berarti memfokuskan pada kedudukan sosial ataupun ekonomi.

Meskipun kemampuan sosial mempunyai peran dalam mempengaruhi seorang individu dalam menentukan pasangan dari kelas mereka sendiri. Namun, pada hal ini tidak terdapat tekanan (beban) dalam memilih pasangan pernikahan yang hanya berdasarkan pada kedudukan sosial yang sama (pernikahan endogami).

3. Sistem Meritokrasi

Meritokrasi adalah sebuah sistem yang di latar belakangi oleh keyakinan bahwa stratifikasi sosial ditentukan dengan adanya usaha atau jasa pribadi. Suatu tingkatan usaha yang tinggi akan mempengaruhi individu dalam posisi sosial yang tinggi, begitupun sebaliknya.

Konsep dari sistem meritokrasi di anggap ideal, karena pertama kalinya dalam sejarah masyarakat distratifikasi murni yang berdasarkan dengan prestasi.

Walaupun sebab dari adanya struktur masyarakat yang kompleks, proses seperti sosialisasi, dan juga realitas sistem ekonomi, kedudukan sosial yang sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor,  bukan hanya dengan keunggulan usaha saja.

Meskipun sistem meritokrasi sendiri belum pernah terjadi, para sosiolog melihat beberapa aspek dari meritokrasi dalam masyarakat modern ketika mereka sedang mempelajari peran akademik, kinerja kerja, dan juga sistem dalam mengevaluasi sekaligus memberi penghargaan kepada individu.

Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut pendapat dari ahli sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat tiga jenis sifat stratifikasi sosial. Ketiga sifat stratifikasi sosial itu sebagai berikut:

1. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka sering juga disebut dengan Opened Social Stratification akan memberi kemungkinan setiap individu dari segala lapisan dapat melakukan mobilitas sosial, baik mobilitas sosial yang bersifat naik ataupun turun.

Sifat stratifikasi sosial terbuka umumnya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang modern serta memiliki tingkat pendidikan tinggi. Jenis stratifikasi sosial dikatakan bersifat terbuka apabila terdapat sebuah kesempatan untuk berpindah ke lapisan lainnya.

2. Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi sosial tertutup merupakan mobilitas individu untuk dapat melaju dari suatu lapisan sosial tertentu ke dalam lapisan sosial lainnya yang sangat terbatas.

Stratifikasi sosial tertutup umumnya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menetapkan sistem kasta ataupun feodal. Maka akibat dari adanya hal tersebut kemajuan dalam perilaku sangat lambat.

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup.

Misalnya, seorang masyarakat dapat bermutasi untuk bekerja sebagai pimpinan dan tidak menutup kemungkinan menjadi bangsawan atau tokoh dalam masyarakat. Stratifikasi sosial campuran umumnya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen (banyak sifat, atau budaya)

Baca Juga: Pengertian Pancasila

Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

Setelah mengetahui penjelasan tentang pengertian stratifikasi sosial, Anda juga harus mengetahui faktor penyebab adanya stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial dapat terbentuk karena beberapa faktor, sebagai berikut:

1. Kekuasaan

Ukuran dari kekuasaan seseorang juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terbentuknya stratifikasi sosial serta umumnya seseorang yang mempunyai kekuasaan selalu menempati pelapisan sosial golongan atas.

Misalnya, keluarga dari kepala suku atau pejabat akan lebih dihormati.

2. Kekayaan

Seseorang yang mempunyai kekayaan yang lebih biasanya akan termasuk ke dalam lapisan paling atas didalam stratifikasi sosial.

Misalnya, pembagian uang kepada anggota organisasi di mana besarnya berbeda-beda tergantung dengan jabatan dari masing-masing individu.

3. Kehormatan

Seseorang yang paling paling dihormati atau disegani biasanya selalu menempati lapisan paling atas, dapat ditemui di masyarakat.

Misalnya, seperti seseorang yang berjasa besar di lingkungannya.

4. Ilmu

Seseorang yang memiliki ilmu tinggi atau memiliki pengetahuan tinggi, akan menempati urutan paling atas apabila dia mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi di bandingkan orang-orang di sekitar lingkungannya.

Misalnya, seseorang yang memiliki ilmu lebih akan lebih dihormati dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Atau seseorang yang lebih berpengalaman akan lebih diikuti nasehatnya daripada seseorang yang belum berpengalaman.

5. Keturunan

Seseorang yang memiliki keturunan dari keluarga yang di pandang akan memiliki stratifikasi sosial yang tinggi.

Misalnya, keturunan kerajaan akan dianggap sebagai darah biru yang ekslusif atau yang biasa kita sebut sebut sebagai keluarga bangsawan.

Menurut pendapat Huky seorang ahli sosiologi, faktor penyebab stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

  • Kelangkaan, stratifikasi lambat laun yang ada dikarenakan alokasi hak serta kekuasaan yang jarang atau langka.
  • Terdapat perbedaan ras, budaya, serta ciri biologis, misalnya warna kulit dan juga latar belakang etnis
  • Pembagian tugas yang terspesialisai,  berhubungan dengan fungsi kekuasaan dan juga status dalam stratifikasi sosial.

Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya adalah tingkat usia.

Karakteristik Stratifikasi Sosial

Pada stratifikasi sosial terdapat 3 kriteria, antara lain:

1. Kriteria Pendidikan

Kriteria pendidikan dapat membedakan masyarakat berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang dapat diperoleh dengan usaha dan kerja keras dalam pendidikan. Jika semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula kedudukan sosialnya dalam. masyarakat.

Sistem pelapisan sosial dengan kriteria pendidikan, misalnya mengenai tingkat pendidikan seseorang dapat di lihat dari lulusan SD, SMP, SMA ,SMK, Perguruan Tinggi hingga jenjang Profesor.

Pada negara kita Indonesia, sistem stratifikasi sosial pendidikan ini masih berlaku pada jenjang pendidikan formal, sedangkan untuk jenjang pendidikan non formal seperti pada gelar di dapatkan dari  Pondok Pesantren.

2. Kriteria Politik

Jenis kriteria politik dapat membedakan masyarakat berdasarkan kekuasaan dan peran yang mereka miliki. Ketika semakin besar kekuasaan yang dimiliki seseorang, semakin tinggi juga status sosialnya di dalam kehidupan bermasyarakat. Bentuk suatu kekuasaan dalam kriteria politik sebagai bagian stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi tiga jenis tipe pelapisan, antara lain:

  1. Tipe Oligarki, merupakan sistem pelapisan sosial yang masih mempunyai garis pemisah tegas. Tetapi, dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat. Pada tipe ini, kedudukan setiap individu masih didasarkan pada kelahiran, namun masih diberikan kesempatan naik ke lapisan sosial atas.
  2. Tipe Demokratis, merupakan tipe pelapisan sosial dengan garis pemisah bersifat fleksibel. Faktor kelahiran tidak mempengaruhi pelapisan sosial ini. Misalnya, sistem pelapisan sosial demokratis akan terlihat pada pemimpin politik, pimpinan partai, orang kepercayaan dan pemimpin organisasi besar.
  3. Tipe Kasta, merupakan sistem pelapisan sosial yang sulit untuk melakukan perpindahan status bawah dan ke atas, begitu juga sebaliknya sebab dipisahkan oleh garis tegas dan bersifat kaku. Misalnya, Pelapisan sosial pada tipe ini akan terlihat pada peran dan fungsi di peroleh raja (penguasa), bangsawan, orang-orang yang bekerja di pemerintahan dan pengawal rendah seperti petani, nelayan, dan buruh.

3. Kriteria Ekonomi

Kriteria stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi dapat membedakan kelas sosial berdasarkan kepemilikan kekayaan atau penghasilan. Sistem ekonomi dapat membagi pelapisan sosial dalam tiga kelas, yaitu:

  1. Kelas Atas(Upper Class), terdiri dari kelas atas atas, kelas atas menengah, dan kelas atas bawah.
  2. Kelas Menengah (Middle Class), terdiri dari kelas menengah atas, keatas menengah, dan kelas menengah bawah.
  3. Kelas Bawah (Lower Class), terdiri dari kelas bawah atas, kelas bawah menengah, kelas bawah bawah.

Baca Juga: Pengertian Dasar Negara

Contoh Stratifikasi Sosial

Contoh tentang stratifikasi sosial sangat beragam, Anda bisa mengetahui contoh tersebut sesuai dengan keadaan yang ada di lingkungan Anda. Bahkan saat ini di Indonesia, stratifikasi sosial bisa terjadi dimana saja. Untuk mengetahui bagaimana contoh dari stratifikasi sosial berdasarkan macam-macamnya, maka Anda bisa menyimak informasi berikut ini.

1. Contoh Stratifikasi Sosial Terbuka

Misalnya dalam dunia berbisnis. Seorang pebisnis bisa mengubah stratifikasinya dengan cara menaikkan levelnya. Yang artinya bahwa usaha yang dijalankan bisa berkembang lebih pesat apabila pebisnis tersebut mendapatkan banyak pelanggan. Dengan begitu, stratifikasi pebisnis tersebut dapat naik ke level yang lebih tinggi.

2. Contoh Stratifikasi Sosial Tertutup

Misalnya dalam dunia budaya atau adat istiadat. Seseorang mendapatkan stratifikasi berdasarkan keturunan, sehingga stratifikasi tersebut tidak bisa naik level ataupun turun level. Biasanya stratifikasi ini ditentukan berdasarkan perbedaan ras yang dimiliki ataupun faktor lainnya yang serupa. Sehingga stratifikasi ini bersifat tetap dan tidak mungkin berubah.

3. Contoh Stratifikasi Sosial Campuran

Misalnya dalam dunia pekerjaan. Seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang awalnya sebagai pegawai bisa saja berubah menjadi pimpinan apabila mempunyai cara bekerja yang bagus. Tetapi seseorang tersebut tidak bisa berpindah menjadi bangsawan ataupun menjadi pemimpin daerah, karena hal tersebut tidak memungkinkan.

Penutup

Nah, mungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan tentang apa itu stratifikasi sosial mulai dari pengertian stratifikasi sosial dan lain-lain. Semoga dengan sedikit penjelasan ini dapat membantu dan juga menambah pengetahuan.

Apabila ada saran atau masukan yang ingin disampaikan bisa ditulis di kolom komentar ya sob. Jangan lupa juga memberikan komentar yang membangun dan bersifat positif, cukup sekian dan salam dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *