Konsep Dasar Sejarah Kelas 10 beserta Pengertian dan Unsurnya

Konsep Dasar Sejarah
Buku dan kacamata di Meja / Pixabay
4.7/5 - (7 votes)

Sejarah merupakan disiplin ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau dengan tujuan untuk memahami dan menganalisis perkembangan peradaban manusia. Konsep dasar sejarah kelas 10 mencakup pemahaman terhadap sumber sejarah, metode sejarah, periode sejarah, dan pentingnya memahami konteks sosial, politik, dan budaya dalam memahami suatu peristiwa sejarah. Melalui pengenalan konsep ini, diharapkan siswa dapat memahami proses terbentuknya masyarakat serta menumbuhkan rasa kebangsaan dan kesadaran sejarah yang kuat. Hal ini menjadi dasar penting dalam memahami identitas dan perjalanan bangsa.

Pada kesempatan kali ini akan saya jelaskan 15 konsep dasar sejarah dan 3 unsur sejarah secara lengkap untuk mudah kalian pahami dan dapat menambah pengetahuan kalian.

Langsung saja kita masuk pembahasannya dimulai dari pengertian konsep dasar sejarah.

Daftar Isi Artikel

  1. Pengertian Konsep Dasar Sejarah
  2. Konsep-Konsep Dasar Sejarah
  3. Unsur-Unsur Sejarah
  4. Penutup

Pengertian Konsep Dasar Sejarah

Konsep dasar sejarah adalah sebuah pedoman penting dalam ilmu sejarah untuk mengkaji seluruh aspek kehidupan yang terjadi pada zaman dahulu. Sejarah ialah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan yang terjadi di zaman lampau.

Zaman lampau pada umumnya selalu terkait dengan konsep-konsep dasar, berupa waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan. Konsep yang di gunakan bisanya meliputi 5 W + 1 H (what, where, when, why, who dan how).

Konsep-Konsep Dasar Sejarah

Konsep dasar sejarah yang telah dikembangkan dalam ilmu sejarah ada 15, berikut ini akan saya jabarkan tentang konsep-konsep tersebut :

1. Peristiwa

Konsep dasar sejarah yang pertama adalah peristiwa. Artinya suatu kejadian yang menarik atau luar biasa sebab memiliki keunikan. Pada penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian. Hal ini disebabkan oleh salah satu karakteristik ilmu sejarah merupakan mencari keunikan-keunikan yang terjadi saat peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.

2. Nasionalisme

Konsep dasar sejarah juga bersifat nasionalisme. Arti secara sederhananya, mempunyai rasa kebangsaan, dimana kepentingan negara dan bangsa mendapat perhatian lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Kolonialisme

Konsep dasar sejarah bersifat kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke bagian wilayah lain di dunia sejak abad ke-15 dan 16.

Pada saat puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela sekitar abad ke-19. Dimana pada saat itu hampir setiap negara di Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika.

Baca Juga : Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

4. Perubahan

Konsep perubahan adalah istilah yang merujuk kepada suatu hal yang menjadi “tampil berbeda”. Konsep tersebut termasuk penting dalam sejarah dan pembelajaran sejarah, sebab sejarah itu sendiri hakikatnya adalah perubahan.

Seseorang ahli futurisme ternama dari Amerika Serikat yaitu Alvin Toffler (1981) mengatakan bahwa perubahan tidak sekedar penting dalam kehidupan, tetapi arti perubahan itu sendiri adalah kehidupan.

5. Fasisme

Konsep dasar fasisme adalah sebuah penggolongan pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang memiliki rasa nasionalis yang sempit, rasialismilteristis, dan imperialis.

6. Revolusi

Konsep revolusi mengacu pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Suatu revolusi terjadi ketika berbagi kesulitan perang dan krisis keuangan negara sudah berhasil diatasi, tetapi masih memiliki institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi.

Identifikasi yang dilakukan oleh Skocpol pada tiga ciri kelembagaan yang menyebabkan kerentanan revolusi tersebut antara lain :

  • Elite yang otonom dapat menentang atau menghadang implementasi kebijaksanaan yang dijalankan pemerintah pusat.
  • Golongan petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.
  • Lembaga militer negara sangat bersifat inferior terhadap militer dari negara-negara pesaingnya.

7. Peradaban

Konsep dasar sejarah bersifat peradaban juga di sebut dengan civilization. Bentuk ini merupakan suatu konsep yang mengacu pada suatu entitas kultural seluruh pandangan hidup manusia. Konsep ini meliputi nilai, norma, institusi, dan pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi (Bozeman dalam Hungtinton, 1998:41).

Selain itu, konsep peradaban juga menunjuk suatu corak ataupun tingkatan moral yang menyangkut penilaian terhadap totalitas kebudayaan. Oleh sebab itu, peradaban jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling mempengaruhi.

Baca Juga : Sejarah Bulu Tangkis Indonesia dan Dunia

8. Perbudakan

Konsep siavery atau perbudakan ialah istilah yang memberi gambaran suatu kondisi dimana seseorang atau kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.

9. Waktu

Konsep waktu pada hal ini (hari, tanggal, bulan, tahun, dan abad) adalah konsep esensial dalam sejarah. Sebab begitu pentingnya mengenai waktu yang digunakan baik terhadap riset historis dan empiris dalam prespektif kronologis, fungsional, strrukturalis, ataupun simbolis.

Secara alternatifnya, sejarawan atau ilmuwan dapat menggunakan penempatan subjektif dari saat kemarin, sekarang, dan akan datang.

Tentang pentingnya pemahaman waktu, menurut Sztompka (2004: 58-59) terdapat enam fungsi waktu, yaitu :

  1. Sebagai penyelaras tindakan.
  2. Untuk koordinasi.
  3. Sebagai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa.
  4. Menempati ketepatan.
  5. Menentukan ukuran.
  6. Untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.

10. Fenimisme

Istilah kata merupakan nama suatu gerakan emansipasi wanita dari sub-ordinasi pria. Menurut pendapat Maggie Humm (2000:345), semua gerakan feminis mengandung tiga unsur perkiraan pokok, antara lain :

  1. Gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga cenderung menguntungkan pria.
  2. Konsep patriarki-dominasi kaum pria pada lembaga-lembaga sosial melandasi konstruk tersebut.
  3. Pengalaman dan pengetahuan kaum wanita harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakat non-seksis di masa mendatang.

11. Liberalisme

Konsep dasar sejarah liberalisme merujuk pada sebuah doktrin yang artinya hanya dapat diungkapkan dengan penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus.

12. Kemerdekaan atau Kebebasan

Konsep dasar kemerdekaan atau kebebasan merupakan nilai utama didalam kehidupan politik untuk setiap bangsa dan negara ataupun umat manusia yang senantiasa diagung-agungkan, sekalipun tidak selamanya dipraktikkan.

Arti penting sebuah kemerdekaan ini dapat dilihat pada ketentuan yang mengatur hak-hak asasi manusia, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Hak-Hak Manusia Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 Desember 1948

13. Sebab dan Akibat

Konsep sebab mengacu pada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan. Serta mendorong peristiwa berikutnya, dan sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa.

Sedangkan istilah akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan atau hasil dari suatu perbuatan ataupun dampak dari peristiwa.

14. Konservatisme

Konsep dasar sejarah konservatisme mengacu kepada doktrin yang meyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya. Karena hal tersebut, pemerintah memberikan batasan diri didalam campur tangan terhadap perilaku-perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam artian tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya.

15. Komunisme

Konsep dasar komunisme mengacu pada setiap pengaturan sosial yang didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swa-pemerintahan yang diatur secara komunal atau bersama-sama.

Unsur-Unsur Sejarah

Unsur-unsur yang menjadi struktur informasi sejarah terdiri dari tiga hal yaitu, waktu, ruang, dan manusia. Berikut penjelasan lengkapnya :

1. Waktu

Sebagai salah satu unsur sejarah, waktu berperan sebagai momentum peristiwa. Bahkan peristiwa sejarah awalnya lebih menekankan waktu, yaitu saat tertentu di masa lalu ketika peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang memiliki pola sama sangat mungkin mengambil bentuk, wujud, dan intensitas berbeda jika beralangsung dalam kontinu waktu yang berbeda.

Pada masa lalu dapat dijumpai sebuah peristiwa tragis yang bahkan meningkat pada perang besar antara Kerajaan Majapahit dan Pajajaran yang disebabkan oleh persoalan hadiah dari raja Pajajaran berupa seorang puteri untuk di jadikan istri raja Majapahit. Hal yang sama tentu tidak akan terjadi dalam waktu yang berbeda, terutama jika dibandingkan dengan masa sekarang.

2. Ruang

Sebagai unsur sejarah, ruang berguna sebagai tempat terjadinya peristiwa. Setiap peristiwa menjadi sebuah episode sejarah. Pada setiap episode sejarah pasti mempunyai lokasi tertentu sebagai pentas sejarah. Meskipun hanya sebagai lokasi peristiwa, ruang sangat penting perannya sebagai penentu peristiwa bagi dari segi wujud, bentuk, intensitas maupun dampak dari suatu peristiwa.

Misalnya peristiwa pergantian pemimpin ditengah masyarakat yang telah mempunyai kultur demokratis tentu berbeda dengan peristiwa yang sama di tengah masyarakat yang ketat dengan kultur patriarkhis.

Peristiwa belajar-mengajar didalam ruang kelas yang rapi, bersih, asri serta dilengkapi fasilitas yang mencukupi tentu berbeda bentuk, intensitas dan hasil pembelajarannya dibanding hal sama jika dilakukan dilingkungan ramai, pengap, berdebu serta dengan fasilitas terbatas

3. Manusia

Manusia adalah unsur utama sejarah, sebab manusia merupakan aktor (pemeran) utama pentas sejarah. Peristiwa apapun yang terjadi di permukaan bumi, sangat dipengaruhi oleh manusia dalam memainkan perannya sebagai unsur perubahan.

Pada konteks pemikiran idealistikeksistensi sejarah juga sangat ditentukan oleh kebutuhan manusia untuk mencatat sejarahnya sendiri. Jika manusia tidak merasa perlu untuk mencatat sejarah atau manusia tidak memandang sebuah peristiwa sebagai peristiwa sejarah sangat boleh jadi sejarah tertentu tidak pernah eksis.

Baca juga: Ideologi Fasisme

Penutup

Mungkin hanya itu saja yang dapat saya bagikan tentang konsep dasar sejarah dan unsur sejarah untuk sobat. Semoga dengan penjelasan yang saya berikan dapat membantu dan menambah pengetahuan sobat ya. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *