Peninggalan Kerajaan Banten : Silsilah, Sejarah, Masa kejayaan dan letak

peninggalan kerajaan banten
Masjid Agung Banten / kredit: goodnewsfromindonesia.id

Balaibahasajateng.web.id, Peninggalan Kerajaan Banten :Silsilah, Sejarah, Masa kejayaan dan letak – Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan yang bercorak agama Islam yang berada di provinsi Banten. Berawal sekitar pada tahun 1526, ketika Kerajaan Demak melakukan perluasan wilayah ke kawasan pesisir Pulau Jawa. Hal ini dilakukan dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan serta menjadikannya sebagai pangkalan militer.

Pada awalnya Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten dikenal dengan Benten Girang yang merupakan masih bagian dari Kerajaan Sunda.

Yuk sobat simak penjelasan lebih lengkap dibawah ini.

Table of Contents

  1. Sejarah Kerajaan Banten
  2. Silsilah Kerajaan Banten
  3. Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Banten
  4. Peninggalan Kerajaan Banten
  5. Penutup

Sejarah Kerajaan Banten

Sejarah Kerajaan Banten juga memiliki catatan yang cukup panjang. Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam yang berada di Provinsi Banten dan pada awalnya Kerajaan Banten berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak.

Tetapi, Kerajaan Banten melepaskan diri dari Kerajaan Demak dan pemimpin pertama sekaligus pendiri Kerajaan Banten adalah Syech Syarifudin Hidayatullah atau lebih dikenal Sunan Gunung Jati . Selanjutnya beliau mengangkat Maulana Hasanuddin puteranya yang masih berusia 18 tahun untuk jadi Sultan pertama dari Kerajaan Banten yang memerintah mulai tahun 1522 hingga tahun 1570.

Sultan Hasanuddin kemudian membuat Banten menjadi pusat perdagangan dan melakukan perluasan wilayah hingga mencapai Lampung. Lampung ini juga menjadi daerah penghasil lada bagi Kerajaan Banten di wilayah Sumatera Selatan.

Jika dilihat dari segi letak geografisnya, Kerajaan Banten berada di bagian utara yang sekarang menjadi Provinsi Banten. Kerajaan Banten berada di wilayah ujung Pulau Jawa serta awalnya wilayah dari Kesultanan Banten masuk ke dalam wilayah Kerajaan Sunda.

Baca Juga: Kerajaan Mataram Kuno | Peninggalan, letak, Pendiri, Silsilah Raja dan Sumber Sejarah

Silsilah Kerajaan Banten

Sejarah Kerajaan Banten juga memiliki silsilah raja seperti kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Banten juga mengalami pergantian tahta secara turun temurun.

Para raja yang berkuasa di tanah Banten pasti mengalami pasang surut sendiri-sendiri. Berikut ini urutan nama-nama raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Islam Banten Jawa Barat, yaitu:

  • Sultan Hasanuddin ( 1552-1570 M)

Saat terjadi peristiwa perebutan kekuasaan di Demak, daerah Cirebon dan Banten masing-masing berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Demak.

Kemudian pada akhirnya,  Cirebon dan Banten terlepas dari pengaruh Demak dan menjadi kerajaan berdaulat. Lalu, Sultan Hasanuddin akhirnya menjadi raja pertama yang berkuasa di kerajaan banten yang berkuasa selama 18 tahun yaitu 1552-1570 M.

Saat pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten berhasil menguasai Lampung (Sumatra) sebagai penghasil rempah-rempah. Dan selanjutnya menjadi komoditi utama barang ekspor kerajaan banten. Selain itu juga, Sultan Hasanuddin berhasil menguasai selat Sunda yang merupakan jalur utama perdagangan. Serta pelabuhan Banten berhasil menjadi pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara di dunia.

  • Maulana Yusuf (1570 – 1580 M)

Maulana Yusuf merupakan putra Sultan Hasanuddin yang memerintah Kerajaan Banten sekitar tahun 1570 – 1580 M. Pada tahun 1579, Maulana Yusuf berhasil menaklukkan Kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor sekaligus menyingkirkan rajanya Prabu Sedah.

Hal Ini mengakibatkan rakyat Pajajaran banyak yang mengungsi ke daerah pegunungan. Hingga sampai sekarang dikenal sebagai orang-orang Baduy di Rangkasbitung Banten.

  • Maulana Muhammad (1580-1596 M)

Ketika Sultan Maulana Yusuf wafat, putra beliau yang bernama Maulana Muhammad naik tahta ketika berusia 9 tahun. Sebab umur Maulana Muhammad yang masih begitu muda, maka pemerintahan dijalankan oleh Mangkubumi Jayanegara hingga beliau menjadi dewasa (1580-1596).

  • Pangeran Ratu (Abdul Mufakhir 1596-1651 M)

Saat berusia 5 bulan Pangeran Ratu akhirnya menjadi Sultan Kerajaan Banten ke-empat (1596-1651). Sembari menunggu Pangeran Ratu dewasa, untuk sementara pemerintahan dijalankan Mangkubumi Ranamanggala.

Ketika inilah pertama kali bangsa Belanda dengan pimpinan Cornelis De Houtman mendarat di daerah Banten tanggal 22 Juni 1596.

  • Sultan Ageng Tirtayasa-Sultan Haji ( 91651-1682 M)

Sultan Ageng Tirtayasa kemudian memerintah Kerajaan Banten pada tahun 1651 hingga 1682 M. Ketika masa Sultan Ageng Tirtayasa inilah akhirnya Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan dan sultan Ageng Tirtayasa juga berusaha untuk memperluas wilayah kerajaan.

Sekitar pada tahun 1671 M, Sultan Ageng Tirtayasa kemudian mengangkat putranya untuk dijadikan raja pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji. Sultan Haji ini mempunyai hubungan baik dengan Belanda, sehingga membuat Sultan Ageng Tirtayasa kecewa melihatnya dan menarik jabatan raja pembantu.

Akan tetapi Sultan Haji masih ingin mempertahankan jabatan tersebut dengan cara meminta bantuan kepada pihak Belanda. Ikut campurnya belanda dalam urusan internal kerajaan banten mengakibatkan terjadilah perang saudara dan Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap serta di penjarakan di Batavia hingga wafat pada tahun 1691 M.

Baca Juga : Sejarah Candi Borobudur

Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Banten

Seperti Kerajaan-kerajaan lainnya, dalam sejarah Kerajaan Banten juga memiliki masa kejayaan dan keruntuhannya. Berikut ini penjelasan tentang masa kejayaan dan keruntuhannya:

  • Masa Kejayaan Kerajaan Banten

Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Angeng Tirtayasa sekitar tahun 1651 hingga 1682, serta di tandai dengan pembangunan armada. Akan tetapi, Sultan Ageng Tirtayasa melakukan penentangan terhadap pihak belanda dalam pembentukan VOC.

Beliau berusaha untuk keluar dari tekanan pihak VOc yang telah melakukan blokade kapal dagang ketika menuju wilayah Banten. Kerajaan Banten juga melakukan monopoli lada di wilayah Lampung.

Hal ini merupakan perantara dari berbagai negara lain yang akhirnya membuat Banten menjadi wilayah multi etnis dan sektor perdagangan yang berkembang sangat cepat.

  • Masa Kemunduran Kerajaan Banten

Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran yang di tandai dengan adanyan perselisihan antara sultan Ageng dengan putranya yaitu Sultan Haji sebab perebutan kekuasaan. Pihak VOC lalu memanfaatkan kondisi tersebut dengan cara memihak kepada Sultan Haji.

Strategi yang digunakan pihak Belanda adalah dengan membuat Sultan Ageng bersama 2 orang putranya yang lain yaitu, Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf harus mundur menuju pedalaman Sunda.

Akan tetapi, pada tanggal 14 Maret 1683 Sultan Ageng kemudian ditangkap dan ditahan  di Batavia .

Syekh Yusuf juga di tangkap VOC serta Pangeran Purbaya yang kemudian juga menyerahkan dirinya.

  • Akhir Kerajaan Banten

Pada saat Sultan Haji telah berhasil mengalahkan pasukan Sultan Ageng, Belanda kemudian memberikan surat perjanjian. Sultan Haji saat itu mulai merasakan dampak negatif dari perbuatan Belanda tersebut, sebab di dalam isi surat perjanjian bertuliskan bahwa Banten tidak memiliki kekuatan dalam hal politik, ekonomi dan juga militer.

Sultan Haji kemudian sangat menyesal dengan apa yang telah dilakukan terhadap ayahnya sendiri. Dengan adanya perjanjian tersebut, membuat pihak Belanda menjadi pemenang dan ketika masa pemerintahan Sultan Haji banyak sekali pemberontakan dan juga kerusuhan.

Peristiwa pembunuhan kemudian dilakukan oleh rakyat Banten kepada Belanda. Hal tersebut dilakukan karena menganggap Sultan Haji lebih memihak pada Belanda, serta sebagian rakyat ada yang tidak mengakui Sultan Haji sebagai Sultan Banten.

Sultan Haji akhirnya merasa gelisah dan sangat menyesali perbuatan yang telah dilakukan terhadap ayah kandungnya sendiri. Pihak Belanda yang telah dijadikan sahabat oleh Sultan Haji justru malah balik menyerang. Akibat merasakan banyak tekanan, Sultan Haji akhirnya meninggal sehingga perebutan kekuasaan antara anak-anaknya pun terjadi.

Perebutan kekuasaan di Kerajaan Banten itu akhirnya membuat pihak Belanda turun tangan dengan mengangkat anak Sultan Haji yang bernama Abdul Fadli Muhammad Yahya sebagai Sultan Banten. Ketika masa pemerintahan Sultan Abdul Fadli, kekuasaan Kerajaan Banten berada di tangan Belanda, sehingga kebijakan yang dilakukan harus mendapat persetujuan dari Belanda.

Peninggalan Kerajaan Banten

Kerajaan Banten yang berdiri kurang lebih selama 3 abad, telah meninggalkan beberapa bukti adanya Kerajaan ini. Bukti-bukti peninggalan dari sejarah Kerajaan Banten inilah yang dapat menceritakan kalau di Pulau jawa pernah terdapat Kerajaan Islam terbesar.

Berikut ini beberapa peninggalan dari sejarah Kerajaan Banten, antara lain:

  • Masjid Agung Banten

Peninggalan Kerajaan Banten yang pertama adalah Masjid Agung Banten. Bangunan masjid ini adalah bukti peninggalan dari Kerajaan Banten sebagai kerajaan Islam di Indonesia yang berada di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen.

Masjid ini dibangun sekitar tahun 1652, hingga kini masih berdiri kokoh yang dibangun oleh Sultan atau Raja pertama Kerajaan Banten yaitu Sultan Hasanuddin (Sunan Gunung Jati). Masjid ini juga menjadi salah satu dari 10 masjid tertua di Indonesia yang masih berdiri hingga saat ini.

Masjid ini memiliki menara yang terlihat seperti mercusuar dan pada bagian atapnya seperti bentuk pagoda Cina. Kemudian pada bagian kiri dan kanan masjid terdapat serambi dan juga kompleks pemakan Sultan Banten dan keluarganya.

  • Benteng Spellwijk

Benteng spelwijk adalah poros pertahanan maritim pada zaman Kerajaan Banten yang memiliki tinggi sekitar 3 meter. Benteng ini dibangun sekitar pada tahun 1585.

Benteng ini berfungsi sebagai pertahanan dari serangan laut dan sebagai tempat pengawasan aktivitas pelayaran disekitar Selat Sunda. Pada area benteng ini terdapat sebuah mercusuar dan juga beberapa meriam di bagian dalamnya, serta terdapat terowongan yang menghubungkan antara benteng dan Istana Keraton Surosowan.

  • Meriam Ki Amuk

Didalam Benteng Speelwijk juga terdapat beberapa buah meriam. Meriam yang memiliki ukuran terbesar dinamakan dengan meriam Ki Amuk sebab meriam ini dapat menembak dengan jauh serta memiliki daya letaknya juga besar.

Meriam ini merupakan hasil rampasan dari pemerintah Belanda saat perang.

  • Vihara Avalokitesvera

Vihara ini juga termasuk peninggalan Kerajaan Banten. Vihara ini juga menjadi salah satu bukti kalau pada jaman kerajaan Islam toleransi antar umat beragama tetap terjaga dengan baik.

Vihara yang merupakan tempat ibadah bagi umat Budha tersebut hingga saat ini masih terawat dan berdiri kokoh. Ciri khas dari Vihara Avalokitesvara adalah pada dindingnya yang terdapat relief menceritakan legenda siluman ular putih.

  • Danau Tasikardi

Danau ini letaknya di sekitar Istana Kaibon dan merupakan danau buatan yang dibuat pada tahun 1570 – 1580 pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf.

Danau Tasikardi dulu memiliki luas sekitar 5 hektar dan dilapisi dengan batu bata dan ubin. Danau ini pada jaman dulu berfungsi sebagai sumber mata air keluarga kerajaan dan saluran irigasi sawah di sekitar Kerajaan Banten.

  • Istana Keraton Kaibon

Istana Keraton Kaibon juga menjadi salah satu bukti peninggalan dari Kerajaan Banten. Istana ini pada zaman dulu digunakan sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu dari Sultan Syaifudin.

Bangunan Istana Kaibon sekarang ini sudah runtuh dan hancur, hanya menyisakan reruntuhannya saja. Istana ini runtuh dikarenakan adanya pemberontakan yang pernah terjadi antara Kerajaan Banten dan pihak Belanda pada tahun 1832.

  • Istana Keraton Surosowan

Peninggalan Kerajaan Banten yang terakhir adalah Istana Keraton Surosowan. Istana ini dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal dan juga sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Banten (Kerajaan Banten).

Baca Juga : Metode Penelitian Sejarah

Penutup

Dengan adanya peninggalan sejarah kerajaan Banten yang bercorak agama Islam, ini yang wajib kita lestarikan. Hal ini membuktikan kalau raja-raja Kerajaan Banten pada masa pemerintahannya benar-benar sangat tangguh dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Selain itu juga menjadi bukti kalau raja-raja tanah Jawa dan rakyat pada masa itu sudah memerangi penjajah. Kerajaan Banten juga memiliki catatan sejarah yang tidak kalah panjang dengan kerajaan-kerajaan lain.

Mungkin hanya itu saja yang dapat saya bagikan tentang sejarah Kerajaan Banten, silsilah, dan juga berbagai peninggalannya. Semoga dapat membantu dan juga menambah pengetahuan bagi sobat semua. Cukup sekian dan salam dari penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *