Rumah Adat Betawi: Macam, Bahan, Ruang dan Filosofi

gambar rumah adat betawi
5/5 - (1 vote)

Balaibahasajateng, Rumah Adat Betawi: Macam, Bahan, Ruang dan Filosofi – Mungkin bagi kalian yang sering melihat sinetron Betawi sudah mengerti bentuk dari rumah adat dari suku ini. Namun, yang ada pada sinetron itu hanyalah salah satu dari rumah adat suku Betawi. Umumnya suku Betawi memiliki 4 jenis rumah adat yaitu, rumah adat kebaya, rumah adat panggung, rumah joglo, dan rumah gadang.

Pada kesempatan kali ini akan saya jelaskan secara lengkap pengertian dari masing-masing nama rumah adat Betawi tersebut. Rumah adat dari suku ini juga memiliki berbagai filosofi yang terkandung didalamnya.

Oke langsung kita masuk pembahasan utama kita.

Table of Contents

1. Rumah Adat Betawi Kebaya

Rumah adat Betawi (asset.kompas.com)

Rumah adat dari suku Betawi yang pertama adalah Kebaya. Rumah adat yang satu ini mempunyai ciri khas semacam pelana yang dilipat. Jika kalian melihat rumah adat ini dari sebelah samping, maka akan terlihat seperti lipatan kebaya. Oleh sebab itu, rumah adat suku Betawi ini diberi nama rumah adat kebaya.

Rumah adat dari suku Betawi ini memiliki berbagai ruangan dan filosofi. Berikut ini ruangan-ruangan yang terdapat di rumah adat kebaya beserta penjelasannya.

1. Pembagian Ruang Rumah Kebaya

Rumah kebaya umumnya mempunyai 5 pembagian ruangan, antara lain:

  • Pangkeng

Pangkeng adalah sebuah ruangan yang dijadikan sebagai tempat bersantai untuk menghabiskan waktu luang si pemilik rumah. Ruangan ini menjadi tempat yang sangat cocok untuk bersantai bersama keluarga, sebab ruangan ini didesain untuk suasana seperti ini. Dengan sekedar bersantai di tempat ini, menjadikan hubungan keluarga semakin hangat dan dekat.

  • Paseban

Paseban adalah sebuah ruangan berbentuk seperti kamar yang berfungsi sebagai tempat menginap bagi para tamu. Ketika ada saudara atau teman yang sedang berkunjung ke rumah dan menginap, maka mereka tersebut akan ditempatkan pada ruangan ini.

Ketika tidak ada tamu yang menginap, biasanya ruangan ini dijadikan sebagai tempat solat.

  • Teras

Teras yang terdapat pada rumah adat kebaya suku Betawi ini mempunyai bentuk yang sangat luas. Pada umumnya, bagian teras akan diberikan tambahan beberapa meja dan kursi yang dapat berfungsi untuk tempat bersantai, baik ketika ada tamu ataupun hanya bersama keluarga.

Jika kalian pernah melihat sinetron bertemakan Betawi, pasti ruangan ini selalu menjadi tempat untuk dijadikan tempat adegan sinetron.

  • Srondoyan

Srondoyan adalah sebuah ruangan yang bisanya digunakan sebagai dapur. Ruangan ini umumnya terletak di bagian belakang rumah serta menjadi satu bagian dengan ruang makan, bahkan ada juga yang menjadi satu tempat dengan gudang.

  • Ruang Tidur

Ruang tidur rumah adat kebaya ini mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda dengan ruangan tidur pada rumah adat lainnya. Rumah adat kebaya memiliki 4 ruangan tidur, biasanya di bagian ruangan yang paling besar akan menjadi bagian yang ditempati oleh pemiliki rumah.

Baca juga: Berbagai Pakaian Adat Jawa Tengah

2. Bahan Bangunan Rumah Kebaya

Rumah adat kebaya ini mempunyai bahan bangunan uang cenderung mengambil bahan dari alam sekitar, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya :

  • Struktur Pondasi

Pondasi atau struktur bangunan utama dari rumah adat ini terdiri dari susunan batu kali dengan sistem yang disebut umpak. Kemudian, pada bagian landasan dindingnya menggunakan pasangan batu bata serta untuk bagian kolom-kolomnya menggunakan bahan dari kayu nangka.

  • Dinding

Dinding dari rumah adat kebaya tersusun dari bahan kayu gowok atau kayu nangka dengan cat warna cerah dan terdapat ornament (ornamen) unik dengan ukiran yang indah.

Pada bagian dinding lain, terbuat dari bahan anyaman bambu. Sedangkan dibagian pintu terdapat jalusi atau lubang udara (fentilasi), sehingga membuat keadaan rumah menjadi tetap segar dan sirkulasi udara yang masuk tetap terjaga.

  • Atap

Pada bagian atap rumah adat kebaya tersusun dari genteng yang dibuat dari tanah liat. Tetapi ada juga yang masih menggunakan genteng dari anyaman dari daun kirai atau atep.

Untuk bagian kontruksi kuda-kuda rumah adat kebaya ini terbuat dari kayu gowok atau kecapi. Pada bagian atap terdapat juga sebuah susunan untuk penyangga dari genteng yang biasa disebut dengan reng atau kaso.

Umumnya, bagian kaso ini terbuat dari bahan bambu utuh. Masyarakat Betawi menggunakan tali bambu untuk melakukan pemasangan reng dan kaso.

3. Nilai Filosofis Rumah Kebaya

Rumah adat kebaya suku Betawi mempunyai bagian teras yang sangat luas dan terdapat meja beserta kursinya, hal ini memiliki nilai filosofis tersendiri. Ruang teras pada rumah adat kebaya mempunyai arti bahwa orang Betawi senantiasa bersifat terbuka dalam artian selalu menghargai tamu yang datang.

Masyarakat suku Betawi tidak akan membeda-bedakan siapapun orang yang datang untuk bertamu tetap akan di terima dengan baik dan ramah. Meskipun berbeda keyakinan, berbeda suku, orang Betawi akan tetap menerima dan menjamu tamu seperti halnya tamu lain.

Rumah kebaya umumnya dilengkapi dengan sebuah pagar yang mengelilingi bagian rumah ini. Artinya, meskipun orang Betawi bersifat terbuka, tetapi mereka masih memiliki batasan. Orang Betawi dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang dianggap buruk.

2. Rumah Adat Panggung Betawi

Rumah Panggung Betawi
Rumah Panggung Betawi (images.tokopedia.net)

Rumah panggung yang memiliki bentuk bangunan yang unik ini merupakan rumah adat Betawi asli. Bangunan ini memiliki struktur yang cukup berbeda dari rumah adat Betawi lainnya.

Rumah adat panggung memiliki lantai yang posisinya lebih tinggi dari tanah, bahan penyangganya terdiri dari tiang-tiang yang berasal daro bahan kayu.

Bahan yang digunakan untuk membangun rumah adat ini dapat diambil dari alam, seperti :

  1. Kayu sawo.
  2. Kayu gowok atau kayu nangka.
  3. Bambu.
  4. Kayu kecapai.
  5. Kayu cempaka.
  6. Kayu rumbia

Untuk membuat tiang-tiang penyangga pada rumah panggung, masyarakat Betawi pada umumnya menggunakan kayu jati karena dianggap lebih kuat dibandingkan dengan jenis kayu lainnya.

Pondasi rumah adat panggung ini memiliki konsep umpak, yaitu batu berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 20 cm x 25 cm. Konsep umpak yang dipakai pada rumah panggung terbuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti, semen, pecahan karang, hingga kerikil.

Selain itu, umpak juga memiliki fungsi sebagai pelindung kayu dari serangga ataupun hewan pengerat lainnya yang dapat mengikis kekokohan kayu penyangga rumah adat panggung.

Baca juga: Mengenal Cangkriman: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, Jenis dan 10 Contohnya

Rumah adat panggung ini lebih sering digunakan di daerah pesisir Jakarta, yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun pada saat sekarang ini rumah tradisional panggung perlahan mulai menghilang, dan hanya sedikit saja yang masih bertahan menggunakan bentuk rumah adat ini 

3. Rumah Adat Joglo Betawi

Rumah Joglo Betawi (images.tokopedia.net)

Rumah adat Betawi yang satu ini mungkin tidak jauh berbeda dengan rumah adat joglo yang ada didaerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, khususnya pada bagian atap. Rumah adat joglo Betawi ini juga memiliki bagian atap yang berbentuk mirip dengan bujur sangkar.

Selain dari bentuk atapnya yang menjadi ciri khas, rumah adat joglo Betawi juga mempunyai bagian-bagian yang tidak kalah menarik, antara lain:

  1. Ruangan Depan, ruangan ini berfungsi sebagai tempat untuk menerima kedatangan tamu. Ruangan ini sering juga disebut sebagai serambi depan.
  2. Ruangan Tengah, rungan ini berfungsi sebagai tempat makan, atau ruang berkumpul bersama keluarga. Biasanya ruangan tengah ini juga masih satu tempat dengan kamar tidur.
  3. Ruang Belakang, ruangan ini juga tidak jauh berbeda dengan ruangan rumah-rumah pada saat ini, yaitu berfungsi sebagai dapur dan terdapat juga kamar mandi yang masih satu ruangan.

Umumnya rumah adat Betawi bentuk joglo terdapat di kawasan perkotaan yang telah terkena pengaruh dari kebudayaan dari daerah lainnya, khuasnya Jawa Tengah.

4. Rumah Adat Gadang

rumah adat gadang betawi
Rumah Gadang betawi (www.ruparupa.com)

Rumah adat Betawi yang terakhir adalah rumah gadang yang terdapat di daerah DKI Jakarta. Bangunan rumah adat dengan gaya tempo dulu ini biasanya berada di daerah terpencil, sehingga membuat bangunan rumah tersebut masih terbilang asli dan belum terjamah oleh pengaruh kebudayaan modern.

Rumah adat yang satu ini memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi. Pada bagian tapnya berbentuk seperti pelana kuda dan disusun dengan kerangka kuda-kuda. Untuk bagian depan rumah diberi atap miring yang disebut markis atau topi.  Bagian markis berfungsi untuk menahan paparan sinar matahari dan air hujan.

Rumah adat suku Betawi ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian depan dan bagian tengah. Sedangkan untuk bagian belakang disatukan dengan bagian tengah. Ruangan bagian depan digunakan untuk menerima tamu. Sedangkan ruangan bagian tengah umumnya digunakan sebagai tempat berkumpul bagi keluarga.

Baca juga: Keunikan Pakaian Adat Padang

Mungkin hanya itu saja keterangan yang dapat saya berikan semoga dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi kalian dan menjadikan kalian lebih mencintai budaya lokal dari pada budaya luar negeri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *