Komposisi Tari: Tata Desain Panggung, Musik, Rias dan Busana

tata panggung tari
Tata panggung / ppid.probolinggokota.go.id
5/5 - (1 vote)

Balaibahasajateng.web.id, Komposisi Tari: Tata Desain Panggung, Musik, Rias dan Busana – Komposisi tari pada dasarnya tidak hanya terdiri dari susunan gerak yang telah mengalami proses penggarapan. Baik dari aspek tenaga, ruang, waktu dan ekspresi. Seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya.

Namun terdapat juga unsur-unsur lain yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah komposisi dinamis yang disebut tari. Apabila kita melihat sebuah tarian. Baik tarian tradisional atau modern akan banyak unsur yang dapat kita kenali dan itu terlihat oleh mata (visual).

Seperti dalam tari bertema tradisional yang berasal dari suatu daerah atau komunitas masyarakat etnik. Unsur-unsur tersebut dibangun dan disusun sesuai dengan nilai-nilai dan corak tradisional yang mewarnai kehidupan masyarakatnya. Serta sesuai dengan kepentingan-kepentingan (fungsi tari) dalam kehidupan masyarakat.

Maka dengan demikian semua unsur komposisi tari digabungkan menjadi satu pangggung. Mulai dari (pola gerak, rias wajah, busana, perlengkapan tari, musikal dan tempat pementasan). Mencerminkan khas dari budaya setempat dan adat daerah yang memiliki tarian itu turun temurun.

Table of Contents

Unsur Komposisi Tari

Secara teori fungsi dari komposisi itu sendiri tidak lain sebagai tambahan untuk merealisasikan tema tarian serta membuat penonton terbawa/tersugesti. Terlebih lagi jika cepat memahami cerita dan tema tari yang dibawakan.

Oleh karena itu biasanya tempat pementasan tari di tata sesuai dengan mode dan tema/cerita pertunjukan yang akan di bawakan. Sebagai contoh.

Tari tradisional adalah jenis tari rakyat, yang mana desain gerak, desain lantai, desain atas, tata busana, tata rias dan musikal. Serta tempat menari dipersiapkan sedemikian rupa, sehingga walaupun hasil pentasnya terkesan sederhana tapi tidak terlalu rumit.

Ringkasan :Biasanya tarian tradisional ditujukan untuk kegiatan seperti upacara adat, upacara agama atau tujuan ikatan kebersamaan warga. Jadi komposisi harus disesuaikan dengan kegiatan dan tema yang akan dibawakan tersebut.

Berbeda halnya dengan tari klasik dan jenis tari untuk pertunjukan. Karena dalam tari klasik komposisi pola gerak, desain panggung, hingga rias busana dan musik sangat berbeda. Bahkan tema tarinya pun disusun berdasarkan pola-pola koreografi yang lebih artistik.

BACA JUGA: 10 Tarian dari Sumatera Utara untuk Anda Ketahui

Tari klasik memang terkesan rumit. Karena berkesan taat kepada aturan-aturan yang berlaku dan harus dipatuhi dalam tatanan kehidupan orang istana saat pementasan.

Sementara tari untuk seni pertunjukan merupakan ungkapan individual yang dalam proses penciptaannya lebih mengarah ke unsur kebebasan jiwa dan gerakan sekaligus mengeksplorasi semua unsur tari, sehingga memungkinkan pencapaian kualitas pada artistik maupun estetis dari aspek-aspek tari itu secara maksimal.

Kemudian ada begitu banyak pemahaman terkait komposisi tari (teori) salah satunya dari seorang penari etnis bernama La Mery menurutnya unsur-unsur komposisi tari sangat luas, yaitu.

1. Desain Lantai (Floor Design)

Menurutnya desain floor adalah garis-garis dilantai yang nantinya dilalui oleh seorang penari atau garis-garis dilantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Garis-garis lantai dibentuk dari lurus dan lengkung mengapa seperti itu?..

Karena garis lurus dapat menghasilkan bentuk diagonal, segitiga, zig-zag, V atau V terbalik, T atau T terbalik. Sedangkan garis lengkung dapat menghasilkan bentuk lingkaran, lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan seterusnya, selanjutnya.

2. Desain Atas (Air Design)

Air Design / desain atas (langit-langit, atap panggung) adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada diatas lantai. Desain ini dilihat dari arah penonton.

Menurut La Mery ada bermacam-macam desain atas (Air Design), yaitu: (datar, dalam, vertikal, horizontal, kontras, murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, tinggi, medium, rendah, terlukis, lanjutan, tertunda, simetris dan asimetris).

3. Tata Desain Musik

Desain musik adalah pola ritmik dalam tari yang muncul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi, gerak tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frase musik. dan desain musik ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

  • Musikal Dramatik

Bagian ini adalah tahap-tahap emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Perlu diketahui bahwa tahap-tahap klimaks ini perlu ada dalam sebuah tari agar tarian itu menjadi menarik dan tak berkesan monoton untuk bagian terakhir kalinya.

Klimaks merupakan puncak kekuatan emosional dalam seni tari, klimaks dapat dicapai dengan mempercepat tempo musik, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah penari dan menambah dinamika atau berhenti sama sekali dengan cara-cara lain.

Intinya harus berbeda dan khas dari bagian tari sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian penonton akan spontan menjadi peka bahwa mulai adanya inti menuju akhir dari sebuah tarian.

Tambahan :Sebagai bonus tambahan, perlu diketahui bahwa ada dua jenis desain lagi dalam tari, yaitu desain kerucut ganda dan desain kerucut tunggal.

  • Musikal Dinamika

Dinamika merupakan segala perubahan tari karena adanya variasi dalam tari tersebut, kemudian dinamika juga akan memberikan kesan bahwa tarian itu menarik dan tidak membosankan serta tak monoton.

Biasanya dinamika tercapai karena ada variasi-variasi pada penggunaan tenaga dalam gerak tari, tempo, tinggi atau rendah (level alunan musik), pergantian posisi tari, serta perubahan suasana.

4. Tata Rias Penari (Makeup)

Manusia sangat identik sekali dengan rias merias wajah, khususnya untuk kaum wanita. Tapi dalam tari ini berlaku untuk keduanya yang ikut ambil sebagai pemeran dalam pementasan tari (pria dan wanita bahkan anak-anak sekalipun).

Tata rias wajah termasuk suatu hal yang sangat berperan penting, karena bertujuan untuk menjiwai dan merealisasikan sosok peran apa yang dimainkan oleh penari itu. Selain itu tata rias juga dikenal dalam tiga hal sesuai kebutuhannya, berikut tiga hal tersebut:

  • Rias Wajah Korektif

Tata rias tersebut bertujuan untuk memperbaiki bagian-bagian wajah yang kurang sempurna.

  • Rias Wajah Fantasi

Tata rias ini bertujuan untuk mewujudkan angan-angan atau imajinasi, misalkan sosok putri maka pemerannya akan di rias wajah menyerupai bentuk putri.

  • Rias Wajah Karakter 

Tata rias mode ini ditujukan khusus untuk menggambarkan dan memperjelas karakter tokoh atau karakter tari yang diperankan.

BACA JUGA: Seni Tari: Pengertian, Unsur Penyajian, Fungsi & Jenis-Jenisnya

5. Tata Rambut

Tata rambut juga termasuk hal penting dalam menjiwai dan merealisasikan peran dalam tari. Dalam tari tradisional model rambut disesuaikan dengan adat dan gaya rambut daerah masing-masing. Sementara tata rambut untuk tari nontradisional biasanya disesuaikan dengan konsep tari.

6. Tata Busana Tari

Busana biasanya mengikuti konsep tari dan disesuaikan dengan tema dari tarian tersebut. mulai dari literer atau nonliterer. Sebagai contoh.

Jika pementasan tari menceritakan tentang keragaman dan sejarah (fakta) daerah setempat maka akan memakai busana yang diselaraskan dengan busana adat khas daerah tersebut.

Arti Koreografer & Koreografi

Banyak orang menyalah artikan koreografi itu adalah koreografer padahal jeles sekali dari segi penyebutan/nama sangat berbeda tapi tetap saja disamakan. Berikut ini perbedaan dari koreografi dan koreografer.

Koreografer merupakan seorang yang membuat gerakan dalam pementasan tari atau disebut juga dengan penata tari.

Koreografi adalah seni mengubah gerakan pada tari sehingga menjadi tarian yang utuh dan dapat dinikmati.

Baca juga: Pola Lantai Tari Serimpi

Itulah sedikit perbedaan antara koreografer dan koreografi, semoga dapat menambah dan membenarkan pengetahuan kalian, semoga membantu terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *