Tari Tor tor: Sejarah, Asal, Jenis, Fungsi dan Gerakan

tari tor tor berasal dari
Tari Tortor / sumber kikomunal-indonesia.dgip.go.id

Balaibahasajateng.web.id, Tari Tor tor: Sejarah, Asal, Jenis, Fungsi dan Gerakan – Bagi masyarakat tradisional di Indonesia, seni tari merupakan media budaya yang paling mewakili ekspresi jiwa mereka. Dibalik keharmonisan yang tersaji, tarian mampu menyampaikan makna atau pesan-pesan kearifan.

Pesan tentang nilai yang tidak bisa diungkapkan secara verbal, terlebih bagi tarian purba yang bersifat sakral. Salah satunya Tari Tor tor yang berasal dari Sumatera Utara. Sebuah tarian purba penuh makna yang tetap lestari dan terkenal hingga ke seluruh dunia.

Tari Tor tor lahir dari suku Batak Mandailing yang menempati kawasan Samosir, Toba Samosir dan sebagian Humbang Hasundutan. Menghentak, itulah nuansa yang dihadirkan melalui gerakan ataupun irama musik Gondang yang selalu menyertai tarian ini.

Bahkan, menurut Togarma Naibaho, pendiri Sanggar Budaya Batak, Gorga, kata “Tor-tor” berasal dari suara hentakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak (National Geographic Indonesia, Selasa, 19/6/2012).

Sebagai sebuah tarian yang terlahir dari masyarakat tradisi, Tor Tor pada awalnya lebih difungsikan sebagai sarana upacara, termasuk kematian, panen, penyembuhan, serta pesta muda-mudi, disertai beberapa proses ritual yang harus dilalui.

Setidaknya ada tiga pesan utama yang terkandung dalam tarian ini, takut dan taat pada Tuhan, penghormatan terhadap leluhur atau orang-orang yang dihormati, serta pesan kepada semua yang hadir dalam upacara.

Table of Contents

  1. Sejarah Tari Tor Tor
  2. Jenis-jenis Tor-tor
  3. Gerakan dan Musik Tari Tor tor
  4. Peran Tari Tor Tor dalam Budaya Masyarakat Batak
  5. Perihal Gondang Sembilan
  6. Penutup

Sejarah Tari Tor Tor

Dalam sejarahnya, sejauh ini belum ada buku yang mendeskripsikan rekam sejarah tarian ini beserta Gondang Sembilan yang mengiringinya. Namun, menurut Guru Besar Tari Universitas Indonesia, Edi Sedyawati, sudah ada pencatatan hasil perjalanan di zaman kolonial yang mendeskripsikan tarian Tortor.

Meski demikian, sama seperti kebudayaan di dunia ini, tarian ini juga mengalami pengaruh dari luar yaitu India. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh pengaruhnya bisa tercatat hingga ke Babilonia.

Ada pendapat yang memperkirakan bahwa sejak kisaran abad ke-13, Tari Tor-Tor sudah menjadi bagian dari budaya suku Batak. Perkiraan ini dikemukakan oleh mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor tor.

Dahulu, tradisi ini hanya ada dalam kehidupan masyarakat suku Batak di kawasan Samosir, Toba dan sebagian kawasan Humbang. Prakteknya pun akan melibatkan beberapa patung batu yang sudah dimasuki roh, patung tersebutlah yang “menari”.

Selanjutnya, transformasi terjadi seiring agama Kristen masuk di kawasan Silindung. Saat itu, budaya Tor-tor lebih dikenal sebagai budaya menyanyi dan tarian modern.

Di Pahae, tarian ini dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut tumba atau juga Pahae do mula ni tumba. Dari sini, tarian Tor-tor tidak lagi berhubungan dengan roh, namun lebih sebagai perangkat budaya yang selalu lekat dengan kehidupan adat Batak.

Jenis-jenis Tor-tor

Tari Tor Tor adalah salah satu jenis tarian tradisional yang berasal dari suku Batak di Sumatera Utara, Indonesia. Terdapat beberapa jenis tari Tor Tor yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Batak. Berikut adalah beberapa jenis tari Tor Tor yang populer:

  1. Tari Tor Tor Pangurason Tari Tor Tor Pangurason adalah jenis tarian yang paling umum dijumpai di kalangan masyarakat Batak. Tari ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara adat seperti pernikahan, pesta rakyat, dan upacara kematian. Gerakan tarian ini menggambarkan kehidupan sehari-hari dan kepercayaan masyarakat Batak.
  2. Tari Tor Tor Debus Tari Tor Tor Debus adalah jenis tarian yang biasanya ditampilkan dalam acara ritual keagamaan atau penyembuhan. Tari ini melibatkan penggunaan benda-benda tajam seperti belati atau tombak sebagai properti dalam gerakan tari.
  3. Tari Tor Tor Pagellu Tari Tor Tor Pagellu adalah jenis tarian yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Tarian ini biasanya dilakukan oleh sekelompok penari yang memegang alat musik tradisional seperti gong dan babandil.
  4. Tari Tor Tor Lampung Tari Tor Tor Lampung adalah jenis tarian yang berasal dari daerah Lampung, namun memiliki pengaruh dari budaya Batak. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat Batak yang mengalami migrasi ke daerah Lampung.

Setiap jenis tari Tor Tor memiliki ciri khas dan makna yang berbeda-beda. Namun secara umum, tari Tor Tor mengandung nilai-nilai kehidupan masyarakat Batak seperti kesatuan, kebersamaan, dan gotong royong.

Baca juga: Tari Serimpi : Pengertian, Asal, Properti, Pola Lantai dan Gambar

Gerakan dan Musik Tari Tor tor

Gerakan tari Tor tor
Gerakan Tari tor tor / sumber web.kominfo.go.id

Secara fisik Tor Tor adalah sebuah tari, namun lebih dari itu Tor Tor adalah sebuah media komunikasi. Dalam hal ini, melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antar partisipan upacara.

Dalam prakteknya, sebelum acara terbuka terlebih dahulu tuan rumah (Hasuhutan) melakukan acara khusus yang disebut dengan Tua ni Gondang. Dalam pelaksanaan tari ini, seorang dari hasuhutan akan mengajukan permintaan kepada penabuh gondang dengan kata-kata santun dan sopan, sebagai berikut : “Amang pardoal pargonci” :

  1. “Alualuhon ma jolo tu ompungta Debata Mulajadi Nabolon, na Jumadihon nasa na adong, na jumadihon manisia dohot sude isi ni portibion.”
  2. “Alualuhon ma muse tu sumangot ni ompungta sijolojolo tubu, sumangot ni ompungta paisada, ompungta paidua, sahat tu papituhon.”
  3. “Alualuhon ma jolo tu sahala ni angka amanta raja na liat nalolo.”

Setiap selesai satu permintaan akan diselingi dengan pukulan gondang dengan ritme tertentu dalam beberapa saat. Ketika permintaan telah dilaksanakan dengan baik, selanjutnya barisan keluarga suhut bersiap untuk manortor (menari) dengan mengatur susunan tempat berdirinya.

Sementara itu, permintaan jenis lagu yang akan dibunyikan berkisar pada permohonan kepada Dewa dan roh-roh leluhur agar keluarga suhut diberi keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan, limpahan rezeki, serta berharap upacara adat akan menjadi sumber berkat bagi suhut sekeluarga beserta para undangan.

Dalam upacara Tor-tor, ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor. Misalnya, tangan penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas. Apabila hal itu dilanggar, berarti penari sudah siap menantang siapapun dalam bidang ilmu perdukunan, atau moncak (adu pencak silat), maupun adu tenaga batin dan lain-lain.

Peran Tari Tor Tor dalam Budaya Masyarakat Batak

Tari Tor Tor memiliki peran yang sangat penting dalam budaya masyarakat Batak di Sumatera Utara, Indonesia. Tari ini bukan hanya sebuah hiburan semata, tetapi juga mempunyai makna simbolis dan filosofis yang sangat dalam bagi masyarakat Batak. Berikut ini adalah beberapa peran Tari Tor Tor dalam budaya masyarakat Batak:

  1. Memperkuat Identitas Budaya Tari Tor Tor adalah warisan budaya yang sangat penting bagi masyarakat Batak. Tari ini membantu memperkuat identitas budaya masyarakat Batak dan memperlihatkan keunikan dan kekayaan budaya yang dimiliki.
  2. Melestarikan Warisan Budaya Tari Tor Tor adalah salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga agar tidak punah. Dengan mengajarkan dan memperkenalkan tari Tor Tor kepada generasi muda, masyarakat Batak dapat melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang mereka.
  3. Menjaga Keharmonisan dalam Masyarakat Tari Tor Tor merupakan tarian yang melibatkan banyak orang dan dilakukan secara bersama-sama. Dalam proses persiapan dan penampilan, tari Tor Tor memperkuat kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat Batak. Tari Tor Tor juga dapat mengatasi konflik atau masalah di dalam masyarakat dengan mengajak orang untuk bekerja sama dan menyelesaikan masalah bersama.
  4. Menjalin Hubungan Sosial Tari Tor Tor sering ditampilkan pada berbagai acara adat atau upacara tradisional di masyarakat Batak. Tarian ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bertemu, berinteraksi, dan mempererat hubungan sosial dalam masyarakat.
  5. Mengembangkan Pariwisata Tari Tor Tor juga dapat menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. Dengan meningkatkan popularitas tari Tor Tor, dapat meningkatkan potensi pariwisata di Sumatera Utara dan memperkuat perekonomian masyarakat di sekitar area wisata.

Dengan peran-peran yang dimiliki oleh Tari Tor Tor, maka pengembangan dan pelestariannya perlu terus dijaga dan dipertahankan dalam budaya masyarakat Batak.

Baca juga: Tari legong berasal dari

Perihal Gondang Sembilan

Tor-tor sangatlah lekat dengan tabuhan Gondang Sembilan yang yang oleh suku Mandailing lebih disebut Gordang Sembilan. “Gordang” berarti gendang atau bedug, sementara “Sembilan” mewakili jumlahnya.

Masing-masing gendang memiliki panjang dan diameter yang berbeda sehingga nada yang dihasilkannya pun berbeda-beda. Alat musik tradisional suku Mandailing ini adalah yang terbanyak di wilayah suku Batak dan merupakan salah satu Warisan Budaya Indonesia.

Gondang Sembilan umumnya dimainkan oleh enam orang. Nada gendang yang paling kecil 1 dan 2 sebagai taba-taba, yang ke 3 sebagai tepe-tepe, ke 4 kudong-kudong, ke 5 kudong-kudong nabalik, ke 6 pasilion, sementara gendang yang ke 7, 8 dan 9 sebagai jangat.

Seperti halnya Tor-tor, Gendang Sembilan dulunya hanya dimainkan pada acara-acara sakral, namun seiring berkembangnya kultur sosial masyarakatnya, gendang ini sering diperdengarkan di acara pernikahan, penyambutan tamu dan hari besar.

Salah satu keunikan Gendang Sembilan adalah keberadaan pelantun yang disebut Maronang onang. Biasanya, si pelantun adalah seorang lelaki yang menyenandungkan syair-syair terkait dengan sejarah seseorang, doa dan berkat.

Umumnya, apa yang disenandungkan akan disesuaikan dengan apa yang diharapkan oleh pemilik hajatan yang meminta pertunjukannya.

Baca juga: Tari saman berasal dari

Penutup

Tari Tor Tor tidak hanya sebuah tarian tradisional, tetapi juga simbol dari kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Batak. Tarian ini menjadi jembatan bagi masyarakat Batak untuk terus menghargai dan merawat warisan budaya mereka, serta memperkenalkan keunikan dan keindahan budaya Batak kepada dunia. Tari Tor Tor mengajarkan kita tentang nilai-nilai persatuan, gotong royong, dan kebersamaan yang merupakan pondasi kuat dalam kehidupan masyarakat Batak.

Dengan semakin dikenalnya Tari Tor Tor, diharapkan dapat memperkuat peran dan pengembangan budaya masyarakat Batak, serta menjadi daya tarik bagi pariwisata di Sumatera Utara. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal kita, termasuk Tari Tor Tor, sehingga dapat terus diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Terakhir, marilah kita bersama-sama mengapresiasi kekayaan budaya Indonesia, termasuk Tari Tor Tor, dengan memperhatikan dan menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi dan budaya kita. Dengan begitu, kita dapat memperkuat jati diri bangsa dan menunjukkan kepada dunia bahwa keberagaman budaya adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *