balaibahasajateng.web.id, Alat Untuk Membatik – Batik adalah seni mencetak gambar atau motif pada kain dengan menggunakan teknik tertentu. Sejarah batik berasal dari Jawa, Indonesia dan telah menjadi budaya yang kuat di Asia Tenggara selama berabad-abad.
Saat ini, batik telah menjadi seni yang digemari oleh banyak orang di seluruh dunia. Membatik dapat menjadi hobi yang menyenangkan dan menyediakan hasil karya yang indah. Namun, untuk membuat batik yang baik, Anda harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses tersebut.
Dalam artikel ini, akan dibahas alat-alat dasar yang digunakan dalam membatik, cara menggunakannya dan beberapa tips dan trik dari para ahli batik.
Alat untuk membatik merupakan suatu kesatuan yang harus dimiliki bagi setiap pengrajin batik tulis. Karena dalam proses membatik, satu ini yang lumayan agak susah, serta diperlukan keterampilan menggambar yang teliti dan hati-hati. Alat-alat batik sendiri adalah kumpulan dari benda-benda yang mungkin tidak asing dalam kehidupan kalian.
Peralatan ini sifatnya lama, tidak sekali pakai, karena dalam proses membatik alat-alat ini lebih banyak digunakan dalam hal yang tidak terlalu berbahaya dalam penggunaannya. Sehubungan dengan pentingnya alat-alat ini, saya akan menjelaskan apa saja alatnya beserta fungsinya.
Mari simak untuk menambah wawasan kalian.
Daftar Alat untuk Membatik
- 1. Alat Untuk Membatik: Malam
- 2. Alat Untuk Membatik: Canting
- 3. Alat Untuk Membatik: Gawangan
- 4. Alat Untuk Membatik: Zat Pewarna
- 5. Alat Untuk Membatik: Wajan Dan Kompor Kecil
- 6. Alat Untuk Membatik: Kain Mori
- 7. Alat Untuk Membatik: Kursi Kecil Atau Dingklik
- 8. Alat Untuk Membatik: Bandul
- 9. Alat Untuk Membatik: Meja Kayu Atau Kemplongan
- 10. Alat Untuk Membatik: Taplak
- 11. Alat Untuk Membatik: Kipas Atau Tepas
1. Alat Untuk Membatik: Malam
Malam batik bisa juga disebut lilin untuk membatik, adalah termasuk alat untuk membatik dan juga salah satu bahan utama dalam proses pembatikan. Fungsi dari bahan ini adalah untuk menutupi bagian tertentu dalam proses pembatikan agar tidak terkena pewarna yang sudah di desain sejak awal.
Proses percampuran malam dan pewarna dalam membatik prinsipnya memanfaatkan dua sifat benda yang saling bertolak belakang sebagaimana minyak dan air.
Minyak dan air selamanya tidak akan pernah bisa tercampur menjadi satu
Pada dasarnya lilin mengandung minyak dan pewarna mengandung air. Oleh karena itu memanfaatkan lilin berguna sebagai pelindung bagian-bagian tertentu agar tidak terkena cairan pewarna, dalam artian tidak tercampur.
Pada masa dahulu, orang banyak memanfaatkan sarang lebah untuk membatik. Karena di dalam itu terdapat kumpulan struktur berbentuk heksagonal yang terbuat dari semacam lilin.
Lilin ini tersusun dari ester asam lemak dan berbagai senyawa alkohol rantai panjang. Orang jawa menyebut sarang lebah dengan sebutan “malam“, karena sebab itu lilin yang di pakai untuk membatik disebut juga “malam”.
Terdapat berbagai macam bahan yang ada di dalam lilin, sehingga dapat menahan air.
Bahan-bahan tersebut diantaranya:
- Gondorukem (getah pinus yang telah di suling)
- Minyak kelapa
- Parafin, Microwax (jenis parafin yang lebih halus)
- Lilin tawon (kote)
- Getah Damar, lemak binatang ( kendal, gajih)
- Lilin Lanceng
Untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal, komposisi bahan pembuatannya di takar sesuai anjuran pakaiannya. Gunanya agar saat digunakan memiliki daya tahan terhadap air.
Lilin juga dapat meleleh saat panas kurang lebih pada suhu 59 derajat celcius. Tidak mudah pecah saat kering dan mampu menempel pada kain secara baik.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Banten serta Sejarah dan letak
2. Alat Untuk Membatik: Canting

Canting ini termasuk senjata legendaris dalam jajaran alat untuk membatik, karena jika tidak ada canting, alat apa yang di pakai untuk menggambar, motif dalam batik tulis.
Sejarah nama canting sendiri berasal dari Bahasa Jawa, merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengambil lilin cair. Canting terbuat dari tembaga dan kayu atau bambu. Tembaga ini yang berfungsi sebagai penampungan lilin cair.
Tembaga dipilih karena dapat menjadi penghantar panas yang baik, sehingga saat mengambil lilin cair yang dalam keadaan panas tidak cepat dingin atau beku.
Untuk pegangan atau gagang terbuat dari kayu atau bambu agar tidak mudah panas ketika saat digunakan proses membatik. Terdapat tiga bagian yang ada dalam komponen canting yaitu cucuk, nyamplung, dan gagang atau pegangan.
Berikut bagian-bagian yang ada dalam canting:
A. Cucuk atau Ujung Depan Canting
Cucuk atau carat sendiri berbentuk seperti pipa melengkung yang terletak pada bagian paling depan pada canting.
Fungsi dari carat adalah seperti ujung mata pena atau sebagai jalan keluarnya cairan lilin batik atau malam.
Cara untuk memudahkan keluarnya cairan lilin agar bisa lancar, sebaiknya ujung dari carat ditiup terlebih dulu untuk mendinginkan suhu panas pada malam sebelum di gunakan untuk membatik..
B. Nyamplungan
Nyamplungan pada canting rata-rata bentuknya oval agak pipih, merupakan badan utama dari sebuah canting batik. Fungsi dari nyamplungan adalah untuk mengambil juga menampung lilin panas dari wajan.
Disebut nyamplungan karena bentuk dan besarnya mirip seperti buah yang bernama nyamplungan. Karena orang dulu memberi nama suatu benda sering di sama-samakan dengan apa yang mirip dengan hal tersebut.
C. Pegangan atau Gagang
Pada dasarnya gagang atau tangkai canting batik terbuat dari bambu (bisa juga terbuat dari kayu). Terletak di bagian belakang dari canting, berfungsi sebagai pegangan ketika membatik.
Dalam hal ini menggunakan kayu agar tidak terlalu panas atau menghambat panas ketika di pegang. Jika menggunakan besi pasti akan menghantarkan panas lebih cepat.
Karena sifat dari besi itu mudah panas, atau cepat menghantarkan panas.
Begitu juga ketika memakai plastik, maka akan leleh ketika tidak kuat menahan panas yang dihasilkan dari cairan lilin yang sudah dicairkan.
3. Alat Untuk Membatik: Gawangan
Gawangan ini fungsinya untuk penyangga kain saat proses membatik berlangsung. Bahan gawangan batik ini dibuat dari kayu ataupun bambu.
Untuk para pembatik zaman dulu biasanya memiliki alat membatik gawangan yang diberi motif hiasan pada bagian atasnya. Biasanya berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti naga ataupun motif lung-lung (tumbuhan), agar bisa menambah kesan menarik pada gawangan.
4. Alat Untuk Membatik: Zat Pewarna

Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipakai, zat pewarna alami dan sintetis atau buatan.
Masing-masing dari dua zat ini memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri saat dipakai untuk membuat batik. Untuk industri batik saat ini sebagian pembatik lebih banyak menggunakan zat pewarna sintetis.
Zat pewarna yang satu ini dirasa lebih praktis, bahannya mudah didapat, murah dan terdapat banyak pilihan warna. Itulah salah satu kelebihan dari zat pewarna sintetis ini.
5. Alat Untuk Membatik: Wajan Dan Kompor Kecil

Wajan ini berfungsi sebagai tempat penampungan lilin batik ketika sedang dilelehkan dari kondisi awal yang beku. Biasanya wajan yang digunakan dalam proses membatik terbuat dari bahan alumunium atau tembaga, dan di letakkan diatas kompor kecil.
Kompor kecil adalah alat yang berfungsi memberikan sumber panas ketika proses melelehkan lilin batik. Keduanya termasuk alat untuk membatik yang sangat penting.
Agar tidak terlalu berlebihan ketika dalam proses pemanasan, pada kompor kecil ini biasanya terdapat tombol untuk mengatur besar kecilnya nyala api. Untuk lebih memudahkan dalam menjaga kesetabilan panas.
Para pengrajin batik tradisional biasanya menggunakan kompor kecil yang berbahan bakar minyak tanah. Namun seiring berjalannya waktu minyak tanah sulit untuk didapatkan, sehingga banyak yang beralih ke kompor gas.
Tetapi ada juga yang masih setia menggunakan alat yang sangat tradisional yaitu anglo. Anglo merupakan alat memasak atau pengganti kompor dengan menggunakan bahan bakar arang.
6. Alat Untuk Membatik: Kain Mori
Kain mori ini sangat penting dan termasuk juga dalam jajaran utama alat untuk membatik tulis. kain ini berasal dari bahan kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus.
Kain yang bisa digunakan untuk batik tentunya adalah kain yang mudah menyerap zat pewarna batik. Tidak semua kain bisa di pakai untuk batik tulis, ada kain-kain yang tidak baik jika di pakai untuk batik.
Kain mori primisiman contohnya, merupakan salah satu jenis kain yang berkualitas tertinggi, meski daya serapnya kurang. Bisa juga menggunakan kain mori lainnya yaitu, berjenis prima yang memiliki kualitas sedang dengan benang yang sedikit kasar, masih lumayan bagus untuk kain batik.
Bisa juga menggunakan kain mori biru, yang merupakan kain dengan kualitas tekstur kasar. kain ini juga harganya lumayan masih terjangkau untuk kalangan menengah kebawah.
Selain dari tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan kain-kain kapas, kain krayon, kapas grey dan menggunakan kain sutera juga bisa.
7. Alat Untuk Membatik: Kursi Kecil Atau Dingklik
Kursi kecil atau dingklik berfungsi sebagai tempat duduk para pengrajin batik saat melakukan proses batik tulis. Kursi kecil ini dapat dibuat dari bahan plastik atau kayu. Namun untuk ukuran tinggi pada dingklik ini menyesuaikan dengan tinggi pengrajin batik.
Tujuannya untuk mendapatkan kenyamanan sang pengrajin batik, didalam proses membatik atau melukis kain mori dengan lilin batik berlangsung. Proses membatik tulis ini berbeda dengan batik cap.
Dimana para pengrajin batik tulis, melakukan proses membatiknya dengan cara duduk menggunakan kursi kecil ini. Sedangkan pada proses batik cap, para pengrajin biasanya lebih banyak melakukan proses pembatikan dengan cara berdiri.
Batik tulis membutuhkan waktu yang agak lama dan konsentrasi yang lumayan tinggi, agar menghasilkan karya yang indah. Jika dibandingkan dengan proses batik cap yang lebih mudah dan cepat dalam prosesnya.
8. Alat Untuk Membatik: Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau batu yang diletakkan di saku. Fungsi utama bandul adalah untuk menahan kain putih (mori) di mana batik sedang dibuat agar tidak bergerak ditiup angin, atau menarik dari pembuat batik dari kecelakaan.
Tapi tanpa bandul, pembuatan batik dapat dilakukan, alat ini dipakai untuk mempermudah dalam proses pembatikan saja.
9. Alat Untuk Membatik: Meja Kayu Atau Kemplongan
Dalam proses batik-membatik meja kayu digunakan sebagai alas untuk menggambar pola motif pada kain batik. Selain itu fungsi meja ini juga dapat digunakan untuk meluruskan atau meratakan permukaan kain yang kusut sebelum proses batik membatik dilakukan.
Kemplongan terbuat dari kayu yang bentuknya sama seperti meja. Kemplongan ini terdiri dari kayu, penggilas kayu dan palu.
10. Alat Untuk Membatik: Taplak
Taplak merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alas saat membatik. Alat untuk membatik yang satu ini ditempatkan diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik. Juga untuk membantu untuk meminimkan cairan batik yang tercecer.
11. Alat Untuk Membatik: Kipas Atau Tepas
Kipas tidak digunakan jika menggunakan kompor api. Fungsi lainnya dari tepas adalah alat untuk membuat api semakin besar tergantung pada kebutuhan. Tepas ini terbuat dari bambu.
Selain tepas, digunakan juga ilir. Pada dasarnya tepas dan ilir adalah sama, hanya bentuknya yang berbeda. Tepas bentuknya persegi dan menunjuk ke salah satu lebar dan pegangan di bagian runcing. Alat ini sebagai penunjang saja untuk proses pembatikan, agar pembatik lebih maksimal ketika melakukan pembatikan batik tulis.
Baca juga: Seni Rupa 3 Dimensi
Nah mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya bagikan kepada sobat semua. Semoga dengan sedikit informasi ini dapat membantu dan menambah luas pengetahuan kalian. Sobat juga dapat mempelajari tentang adat istiadat yang ada di Jawa Timur pada artikel ini.