Balaibahasajateng, Penyimpanan Benih: Teknik, Faktor, Cara dan Aspek yang mempengharuhi – Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, namun hal ini tidak selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.
Table of Contents
- Tujuan penyimpanan benih
- Faktor penting dalam penyimpanan benih
- Cara menyimpan benih
- Aspek yang mempengaruhi Lama Benih di simpan
Tujuan penyimpanan benih
- Mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang lama, sehingga ketika akan dikecambahkan benih masih mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum benih disimpan
- Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
- Melindungi biji dari serangan hama dan jamur.
Faktor penting dalam penyimpanan benih

Ada dua faktor penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga.
Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih.
- Benih Ortodoks
Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti: karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, kaleng, dll.
Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC.
Contoh benih ortodoks: padi, kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah, cabai, kangkung, bayam, sawi, pepaya, melon, anggur dll
- Benih Rekalsitran
Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan.
Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih ke dalam serbuk gergaji atau arang.
Contoh benih rekalsitran:
Tanaman kehutanan; damar, tengkawang, kayu hitam,
Tanaman buah-buahan; mangga, durian, duku, langsat, nangka, cempedak, salak, jeruk manis,
Tanaman perkebunan; kakau, kopi, teh, kelapa, karet, cengkeh, kelapa sawit, dan kayu manis.
Baca juga: Contoh Tumbuhan Gymnospermae dan Ciri-ciri
Cara menyimpan benih

Menyimpan benih dengan baik sangat penting untuk mempertahankan kualitas dan kecambahannya. Berikut adalah beberapa tips untuk menyimpan benih dengan baik:
- Bersihkan benih dari kotoran, benih cacat, busuk, serta hewan yang mungkin masih terbawa (untuk benih non kemasan).
- Pastikan bahwa benih sudah kering secara menyeluruh sebelum disimpan. Benih yang belum kering benar, berpotensi busuk dan terserang jamur sehingga cepat rusak.
- Benih yang rawan serangan jamur, dapat direndam dengan larutan fungisida sesuai standar pemakaian, kemudian dijemur lagi sampai kering.
- Simpan dalam wadah yang tertutup rapat, seperti kotak plastik atau kantong kertas yang dilengkapi dengan ziplock. Wadah tertutup rapat akan membantu mengurangi respirasi benih dan menjaga benih tetap awet.
- Simpan benih pada suhu yang tepat. Sebaiknya simpan pada ruangan yang dingin dan kering, seperti dalam lemari es atau kulkas, karena suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan benih cepat rusak dan embrio benih mati.
- Lakukan test berkala (periode bulanan) untuk memastikan kondisi benih. Cek kelembaban dan kebersihan benih secara berkala, serta pastikan wadah penyimpanan benih tetap tertutup rapat.
- Usahakan untuk tidak menyimpan benih terlalu lama. Ada benih yang mampu bertahan bertahun-tahun, tetapi ada juga benih yang hanya bertahan bulanan atau bahkan hanya dalam hitungan hari.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat memastikan benih Anda tetap segar dan siap untuk ditanam pada saat yang tepat.
Penyimpanan benih di ruang terbuka dapat menyebabkan penurunan kualitas benih karena fluktuasi suhu dan kelembaban. Oleh karena itu, benih yang disimpan di luar ruangan harus dikemas dengan bahan kemasan yang tepat untuk menjaga viabilitas dan vigor benih.
Untuk jumlah kecil, benih yang telah dikeringkan dapat disimpan di dalam kantong plastik ziplock atau wadah kering yang memiliki penutup seperti toples atau botol. Kemudian, simpan benih di tempat yang sejuk, kering, dan gelap.
Sedangkan untuk benih dalam jumlah besar, seperti jagung atau padi, dapat dipilih wadah penyimpanan yang benar-benar kedap udara. Untuk mencegah serangan serangga, bisa ditaburkan cacahan daun nimba atau daun tembakau ke dalam wadah. Selain itu, pestisida juga bisa digunakan dengan menaburkan pestisida tepung atau mencampurkan pestisida cair ke dalam air, kemudian mengaduk benih dengan larutan pestisida. Setelah itu, benih harus segera dikeringkan sebelum disimpan di tempat penyimpanan.
Untuk mencegah kelembaban, wadah penyimpanan harus ditempatkan di atas meja, kayu, batu, atau rak, bukan di lantai. Selain itu, sebaiknya satu jenis benih dari satu waktu panen ditempatkan dalam satu wadah dan dilabeli dengan informasi nama tanaman, waktu panen, serta asal benih untuk memudahkan identifikasi.
Pemberian label waktu panen juga penting karena benih hanya dapat disimpan selama 1 hingga 5 tahun. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa benih diperbaharui secara teratur untuk menjaga kualitas benih yang baik.
Aspek yang mempengaruhi Lama Benih di simpan
Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi lamanya benih dapat di simpan selain berdasarkan tipe benih, juga dapat dipangaruhi oleh :
GENETIK
Dalam aspek ini lamanya daya simpan sangat tergantung kepada sifat yang diwariskan dari induk ke keturunannya. Induk-induk yang memiliki karakter dapat memperhatahankan masa dorman yang lama, maka dapat diwariskan ke keturunannya juga yang akan mewarisi masa dorman yang lama;
PERKEMBANGAN. Perkembangan dimaksud adalah dari buah yang diunduh. Buah yang belum masak, biasanya memiliki masa dorman yang pendek.
LINGKUNGAN.
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi masa simpan benih adalah faktor lingkungan sebelum dan sesudah benih disimpan.Faktor lingkungan yang kurang baik pada saat penganan benih dapat menimbulkan kerusakan pada saat penyimpanan. Seperti pada saat penanganan benih memiliki kadar air yang tinggi, maka pada saat penyimpanan dapat mengakibatkan benih terserang oleh jamur
Demikian juga kondisi lingkungan pada saat benih disimpan akan berpengaruh terhadap daya simpan benih. Sebagai contoh pada saat benih disimpan masih mengandung oksigen, maka dapat mengakibatkan benih tersebut melakukan respirasi, sehingga benih menjadi kopong.
Faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kualitas fisik-fisiologik benih akibat penyimpanan adalah penuaan benih. Penuaan benih dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : suhu, kadar air, tekanan oksigen serta cahaya.
SUHU
Suhu udara dapat mempengaruhi proses biokimia maupun organisme lainnya untuk aktif. Proses biokimia serta aktifitas serangga, jamur dan bakteri dapat terhambat pada kondisi suhu di bawah 8-10 derajat C. Pada kondisi demikian dapat mengakibatkan kerja enzim yang terkandung di dalam benih dalam fase istirahat, sehingga dengan demikian baik enzim yang terdapat di dalam benih, serangga, bakteri maupun jamur tidak aktif. Olehk arena itu, benih dapat aman apabila dikondisikan pada suhu tersebut.
KADAR AIR
Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan proses pembusukan benih. Hal ini disebabkan air yang terlalu tinggi dapat merangsang untuk aktifnya enzim yang terdapat di dalam benih, sehingga dapat mengakibatkan pembusukan yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri.
TEKANAN OKSIGEN
Oksigen diperlukan benih untuk melakukan proses respirasi. Benih-benih yang disimpan sebaiknya diberikan tekanan yang cukup untuk mempertahankan viabilitas benih (dormansi benih). Tekanan yang terlalu rendah kurang baik bagi benih karena dengan tekanan yang rendah disertai kadar air yang tinggi dapat merangsang aktifitas jamur dan bakteri yang anaerob. Sedangkan tekanan yang tinggi juga dapat mengakibatkan overrespirasi yang dapat menyebabkan benih menjadi kopong akibat cadangan makanan serta enzim terlalu aktif untuk melakukan proses respirasi.
CAHAYA
Jenis benih yang memiliki tipe ortodoks tidak dapat dipengaruhi oleh cahaya pada saat pentimpanan. Jenis-jenis benih yang foto-dormansi, yaitu benih yang akan berkecambah pada saat ada ransangan cahaya harus diperhatikan dalam proses penyimpanan. Karena cahaya yang diterima oleh benih akan merangsang benih untuk berkecambah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pada saat melaksanakan penyimpanan benih harus memperhatikan sifat dari benih terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas benih.
Pengkondisian yang sesuai dengan sifat benih akan sangat menjaga kualitas fisik-fisiologik dari benih yang disimpan. Oleh karena itu, implikasinya kepada teknik penyimpanan benih. Pada dasarnya semua teknik penyimpanan benih dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa benih yang disimpan harus kompatibel antara kondisi lingkungan serta sifat dari benih.
Ada dua cara penting untuk penyimpanan benih yang ditentukan oleh kelompok benih yang dapat disimpan dengan baik jika berada dalam keadaan kering (benih ortodoks) dan jenis benih yang akan mati apabila dikeringkan dan perlu disimpan dalam keadaan lembab (benih rekalsitran).
Penyimpanan benih pada jenis benih yang dapat dikeringkan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :
- Keringkan benih dengan tepat. Makin kering benih ortodoks makin baik benih tersebut dapat disimpan karrena penguapannya dapat dikurangi,
- Simpan benih dalam keadaan kering. Benih harus disimpan dalam wadah tertutup sehingga akan tetap kering, misal disimpan pada kantong politon yang tebaltoples gelas atau plastik atau kaleng yang ditutup rapat,
- Jaga benih dalam udara lembab. Untuk benih yang dikumpulkan selama udara basah dan embun tidak boleh ditempatkan dalam wadah tertutup karena kandungan air tinggi menyebabkan penguapan besar, kelembaban akan tertahan pada wadah tertutup sehingga menyebabkan benih berjamur. Namun setelah benih dikeringkan,maka penyimpanan harus pada wadah tertutup,
- Jaga wadah agar tetap dingin. Suhu penyimpanan benih 3-5 derajat C untuk mengurangi penguapan, serangan serangga dan jamur. Selain harus dingin, penyimpanan juga harus kering dan sirkulasi udara yang cukup.
Lihat Juga: Manfaat Sambiloto beserta Cara untuk pengobatannya
Penyimpanan benih untuk benih yang harus dijaga kadar airnya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Jaga kelembaban benih. Benih rekalsitran berasal dari buah yang berdaging. Ambil dan taruh benih dalam air dan biarkan beberapa hari sehingga benih dmenyerap banyak air dan memungkinkan benih disimpan lama,
- Hati-hati dengan jamur. Perlu diberikan fungisida yang cocok ke dalam air dimana benih direndam dan harus dilakukan sebelum air habis untuk menghindari kerusakan benih,
- Simpan benih dalam keadaan dingin, gelap dan cukup sirkulasi udara untuk membatasi perkecambahan,
- Gunakan benih sesegera mungkin. Pada umumnya penyimpanan akan tahan selama beberapa hari sampai beberapa minggu.
Dan informasi asal benih, yakni dari mana benih didapat, bermanfaat jika Anda berniat menyimpan benih-benih pusaka yang perlu dijaga kemurniannya.