Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik Pada Virus

Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik

Balaibahasajateng, Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik Pada Virus – Pada pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari perbedaan lisogenik dan siklus litik pada virus.

Akan tetapi, sebelum mempelajari perbedaan dari keduanya. Kita akan mempelajari definisi lisogenik dan siklus litik terlebih dahulu.

Tanpa berlama-lama lagi, mari langsung saja kita bahas satu per satu.

Table of Contents

  1. Pengertian Virus
  2. Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik
  3. Penutup

Pengertian Virus

Virus merupakan agen infeksi yang tidak dapat berkembangbiak pada diri mereka sendiri, karena tidak memiliki struktur seluler atau aseluler dan banyak dikenal sebagai parasit obligat non hidup.

Baca Juga : Bakteriofag Adalah: Bentuk, Ciri ciri, Habitat dan Proses pengandaan!

Agar dapat bereproduksi dan berkembangbiak, virus harus memasukkan sel hidup ke organisme atau mahkluk hidup lainnya supaya dapat memulai proses perkembangbiakan.

Proses penggandaan atau perkembangbiakan virus didalam tubuh organisme lainnya dinamakan dengan replikasi. Terdapat dua pola virus yang berbeda, yaitu siklus lisogenik dan siklus litik.

Kedua pola tersebut juga dapat saling bertukar, bahkan beberapa virus menunjukan atau memiliki kedua pola tersebut. Biasanya virus pertama kali meniru siklus lisogenik, kemudian baru berubah menjadi ke siklus litik.

  • Siklus Litik

Pada siklus litik, biasanya dianggap sebagai pola siklus replika utama. Virus yang menunjukan pola siklus litik pertama kali akan masuk ke sel, meniru, dan mengakibatkan sel meledak serta melepaskan virus baru.

Hal ini dikarenakan, virus memasukkan asam nukleat berupa RNA atau DNA kedalam sel inang dan kemudian gen tertentu mengambil alih proses metabolisme sel inang tersebut.

Selanjutnya virus akan mengarahkan sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru dari gen dan protein untuk virus yang matang, dan pada akhirnya sel inang akan meledak yang mengakibatkan virus-virus terlepas.

  • Siklus Lisogenik

Pada siklus lisogenik, DNA atau RNA virus akan memasuki sel dan mengontaminasi kedalam DNA inang untuk menghasilkan gen baru yang disebut dengan profag.

Sehingga, DNA virus menjadi materi genetik dari sel dan tidak ada partikel keturunan yang diproduksi seperti yang ada di siklus litik.

Jika kromosom DNA sel inang berkembangbiak dalam proses pembelahan sel, maka profag pasif dan non virulen juga ikut berkembangbiak.

Hal ini dapat mengubah karakteristik utama virus, akan tetapi tidak dapat menghancurkannya. Dalam siklus lisogenik, tidak terdapat gejala virus karena gejala baru akan terjadi setelah infeksi virus menyebar.

Akan tetapi, RNA atau DNA tetap berada didalam sel dan akan tetap ada hingga organisme tersebut mati. Tetapi, jika organisme tersebut terkena terkena radiasi, mutasi, atau stress siklus lisogenik akan berubah menjadi siklus litik.

Baca juga: Menguak Tabir Misteri Pengertian RNA: Apa yang Tidak Diketahui Banyak Orang?

Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik

Berikut beberapa perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik pada virus.

  • Pada siklus litik, asam nukleat virus menggeser dan menghancurkan RNA atau DNA dari inang. Sedangkan pada siklus lisogenik, DNA atau RNA virus tidak menggeser dan menghancurkan RNA atau DNA inang melainkan hanya terintegrasi saja.
  • Pada litik RNA atau DNA virus mengontrol fungsi sel, sedangkan pada lisogenik DNA atau RNA hanya membuat hubungan jangka panjang saja dengan sel inang.
  • Replikasi DNA atau RNA hanya terjadi pada siklus lisogenik saja, sedangkan pada siklus litik tidak terjadi.
  • Menghasilkan fase ketururnan hanya terjadi pada siklus litik.
  • Profag hanya dapat dilihat di siklus lisogenik.
  • Pada siklus litik terdapat gejala infeksi, sedangkan pada siklus lisogenik tidak terdapat gejala setelah terjadinya infeksi.

Perbedaan dalam Tabel Siklus Litik dan siklus Lisogenik pada virus

PerbedaanSiklus LitikSiklus Lisogenik
DefinisiSiklus replikasi virus di mana virus memasuki sel inang, mengambil alih proses sel dan menghasilkan banyak salinan virus yang kemudian menyebabkan lisis sel inang dan melepaskan virus ke lingkunganSiklus replikasi virus di mana virus memasuki sel inang dan mengintegrasikan dirinya ke dalam genom sel inang, virus kemudian mereplikasi bersama-sama dengan sel inang dan tetap berada dalam keadaan laten dalam sel inang tanpa menimbulkan gejala atau kerusakan sel inang
Tahap infeksiVirus melekat pada sel inang dan memasukkan materi genetiknya ke dalam selVirus melekat pada sel inang dan memasukkan materi genetiknya ke dalam sel, kemudian materi genetik virus mengintegrasikan ke dalam genom sel
Reproduksi VirusVirus mereplikasi diri dalam sel inang dan membuat banyak salinan virus baruVirus tetap dalam keadaan laten di dalam sel inang dan mereplikasi diri bersama-sama dengan sel inang
Efek pada sel inangVirus menyebabkan lisis sel inang dan kematian selVirus tidak menyebabkan kerusakan pada sel inang dan tidak menimbulkan gejala atau kerusakan pada sel inang
Contoh VirusVirus Flu, HIV, Virus Hepatitis BVirus Herpes Simplex, Virus Varicella-zoster

Harap diingat bahwa siklus litik dan lisogenik bukanlah satu-satunya cara virus mereplikasi dirinya, ada juga siklus lain seperti siklus persisten dan siklus kronis.

Baca juga: Apa Perbedaan Virus dan Bakteri serta Sel?

Penutup

Perbedaan antara siklus litik dan lisogenik sangat penting untuk dipahami dalam studi tentang virologi. Siklus litik dan lisogenik keduanya merupakan jalur replikasi virus yang berbeda dan dapat mempengaruhi cara virus menyebar, cara menghasilkan penyakit dan cara melawan virus. Dalam siklus litik, virus memasuki sel inang, mengambil alih proses sel dan menghasilkan banyak salinan virus yang kemudian menyebabkan lisis sel inang dan melepaskan virus ke lingkungan.

Sementara itu, dalam siklus lisogenik, virus memasuki sel inang dan mengintegrasikan dirinya ke dalam genom sel inang, virus kemudian mereplikasi bersama-sama dengan sel inang dan tetap berada dalam keadaan laten dalam sel inang tanpa menimbulkan gejala atau kerusakan sel inang. Namun, harus diingat bahwa virus dapat bereplikasi dalam siklus lainnya, seperti siklus persisten dan siklus kronis, yang juga perlu dipelajari dan dipahami.

Semoga dengan pemahaman yang lebih baik tentang siklus litik dan lisogenik, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi infeksi virus dan mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *